Israel Gempur Damaskus, Suriah Tarik Pasukan

damaskus 1aaaxxxxxx
Serangan Israel ke Damaskus pada Rabu (16/7/2025) waktu setempat. (ist)

DAMASKUS | patrolipost.com – Situasi di Suriah kembali memanas setelah Israel menggempur ibu kota Damaskus dalam serangkaian serangan udara pada Rabu (16/7/2025), yang disebut sebagai bentuk dukungan terhadap komunitas minoritas Druze.

Serangan ini memicu kekhawatiran internasional akan pecahnya perang terbuka antara Israel dan Suriah, mendorong keterlibatan aktif dari Amerika Serikat dalam upaya menengahi konflik.

Menurut laporan pemerintah Suriah, sedikitnya tiga orang tewas akibat serangan tersebut. Salah satu serangan bahkan terekam secara langsung saat menghantam gedung Kementerian Pertahanan di tengah siaran televisi nasional, memaksa pembawa acara berlindung di bawah meja.

Presiden Suriah Ahmed al-Sharaa, dalam pidato televisi pada Kamis dini hari, menyatakan bahwa negara tengah menghadapi dua pilihan sulit: melawan Israel dengan risiko mengorbankan komunitas Druze, atau membujuk para pemimpin agama Druze untuk menahan diri dan mengutamakan kepentingan nasional.

“Kami tidak takut perang. Sejarah kami dipenuhi pertempuran untuk membela rakyat kami. Namun kami memilih jalan yang menempatkan kesejahteraan warga Suriah di atas kekacauan dan kehancuran,” tegas al-Sharaa.

Serangan Israel ini terjadi di tengah meningkatnya kekhawatiran atas konflik antara pasukan pemerintah Suriah dan milisi Druze di Suwayda, sebuah kota di selatan Suriah yang belakangan menjadi pusat bentrokan berdarah.

Data dari Syrian Network for Human Rights (SNHR) menyebutkan bahwa sedikitnya 169 orang telah tewas dan lebih dari 200 lainnya luka-luka selama beberapa hari terakhir.

Sementara itu, mengutip CNN World, Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio mengatakan pihaknya telah berkomunikasi dengan semua pihak terkait untuk meredakan konflik.

Dalam pernyataannya di platform X (dulu Twitter), Rubio menyebut situasi antara Israel dan Suriah sebagai sebuah “kesalahpahaman serius” yang perlu segera diselesaikan.

“Kami telah menyepakati langkah-langkah konkret yang akan mengakhiri situasi mengerikan ini malam ini juga. Kami harap semua pihak memenuhi komitmennya,” ujar Rubio, yang dalam video terlihat berdiskusi langsung dengan Presiden Donald Trump di Gedung Putih.

Sebagai bagian dari kesepakatan damai yang difasilitasi AS, pemerintah Suriah mengumumkan penarikan pasukannya dari Suwayda pada Rabu malam. Kantor berita resmi SANA melaporkan bahwa konvoi kendaraan militer telah mulai meninggalkan kota tersebut.

“Penarikan pasukan Angkatan Darat Arab Suriah dari Suwayda telah dimulai, sesuai kesepakatan antara negara dan kepemimpinan agama Druze, setelah tentara menyelesaikan misinya mengejar kelompok-kelompok terlarang,” tulis SANA.

Meski telah diumumkan gencatan senjata baru, nasib kesepakatan ini masih belum jelas. Perpecahan internal di kalangan komunitas Druze membuat implementasi gencatan senjata berpotensi sulit diwujudkan secara menyeluruh.

Dalam pidatonya, Presiden al-Sharaa juga mengecam Israel yang dinilainya ingin memecah belah bangsa Suriah melalui taktik agresi.

“Entitas Israel, yang dikenal karena upayanya mengacaukan dan memecah belah kami, kembali mencoba menjadikan negeri kami medan kekacauan dan menghancurkan tenun kebangsaan rakyat kami,” tegas al-Sharaa.

Sementara itu, kelompok pemantau HAM menyebut kekerasan yang terjadi termasuk penembakan sewenang-wenang, saling balas artileri, dan serangan udara yang semakin menambah jumlah korban sipil.

CNN melaporkan bahwa mereka masih berupaya memverifikasi data korban secara independen dan menghubungi pemerintah Suriah untuk klarifikasi. (305/jpc)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *