BANGLI | patrolipost.com – Masyarakat Banjar Gunaksa, Kelurahan Cempaga, Bangli, digegerkan dengan aksi bunuh diri yang dilakukan oleh seorang warganya, Nengah Sudana (35), Selasa (17/3/2020) dinihari. Pria yang keseharianya berprofesi sebagi buruh harian lepas bunuh diri dengan cara menegak cairan zat berbahaya yang diduga berjenis HCL. Diduga korban bunuh diri karena terbelit masalah rumah tangga.
Dari informasi yang berhasil dihimpun, korban pertama kali ditemukan dengan kondisi tergeletak di teras rumahnya oleh kerabatnya Ni Ketut Dapur (67). Saat itu saksi mendengar suara orang batuk-batuk, karena penasaran saksi beranjak dari tempat tidurnya dan keluar dari kamar tidur untuk mencari sumber suara tersebut. Alangkah terkejutnya saksi ketika melihat korban tergeletak di teras rumahnya.
Selanjutnya saksi bergegas membangunkan keluarga lainnya yakni Ni Wayan Surmin untuk meminta bantuan. Akhirnya dibantu pihak keluarga, korban yang sudah tidak bernyawa tersebut digotong ke dalam kamarnya. Kejadian ini kemudian dilaporkan ke Polsek Bangli.
Selang beberapa menit kemudian petugas dari Polsek Bangli sampai di lokasi, selanjutnya petugas melakukan olah TKP dan memintai keterangan beberapa orang saksi. Sementara jasad korban dibawa ke RSU Bangli guna divisum.
Terpisah Kasubag Humas Polres Bangli AKP Sulhadi mengatakan, dari hasil olah TKP petugas menemukan plastik yang berisi zat berbahaya. “Kemungkinan zat berbahaya itu yang ditegak korban. Untuk mengetahui kandungan dari zat tersebut akan dibawa ke Lab Forensik Polda Bali untuk diketahui kandunganya,” kata AKP Sulhadi.
Sementara dari keterangan pihak keluarga, diketahui kalau sebelumnya korban dengan istrinya sempat cekcok hingga sang istri memilih kabur. Ketika korban mencari istrinya dan mengajaknya pulang ke rumah, istrinya menolak.
“Dugaan awal kemungkian korban bunuh diri karena terbelit masalah rumah tangga,” sebut Sulhadi sembari menambahkan, jasad korban masih dititipkan diruang jenazah RSU Bangli.
Sementara itu, Kepala Lingkungan Gunaksa I Nyoman Sadguna membenarkan adanya kejadian tersebut. Untuk penguburan rencananya akan dilaksanakan usai Hari Raya Nyepi, mengingat masih berlangsung upacara piodalan di Pura Manik Tirta.
“Rencana penguburan setelah Nyepi, karena piodalan berlangsung hingga pengrupukan,” jelasnya.
Saat ditanya ihwal kejadian, Nyoman Sadguna sempat berkomunikasi dengan pihak keluarga, yang mana sebelum kejadian korban dan istrinya sempat cekcok hingga akhirnya sang istri pergi ke rumah saudaranya yang ada di wilayah Kecamatan Sukawati, Gianyar.
“Informasi, istrinya asal Karangasem, tapi ada saudaranya yang tinggal di Celuk. Korban sempat mencari istrinya untuk diajak pulang, namun menolak,” sebut Nyoman Sadguna, seraya menambahkan dari pernikahanya korban dikaruniai seorang anak yang kini masih berusia 2 tahun. (750)