JAKARTA | patrolipost.com – Dewasa ini, isu tentang Jakarta tenggelam menjadi topik hangat dalam tiap perbincangan. Termasuk video di Instagram yang mengangkat soal isu Jakarta tenggelam yang diunggah oleh akun @jerhemynemo, dilansir Senin (25/9).
Seorang konten kreator pegiat lingkungan bernama Jerhemy Owen membicarakan tentang masalah utama lingkungan di Indonesia, salah satunya mengenai Jakarta tenggelam. Di videonya, Jerhemy memperlihatkan Masjid Wal Adhuna yang berlokasi di Muara Baru, Jakarta Utara yang berada di luar tanggul dan setengahnya telah tenggelam sejak tahun 2011. Air laut juga sudah tampak lebih tinggi dari pada daratan, dan hanya dipisahkan dengan tanggul tembok.
Jakarta tenggelam bukanlah arti secara harfiah, melainkan risiko banjir tinggi yang akan melanda Jakarta akibat air laut terus meninggi dan permukaan tanah yang turun.
Menurut Jerhemy, ada dua penyebab Jakarta tenggelam yaitu, pertama karena air laut naik akibat pemanasan global, dan kedua karena turunnya permukaan tanah di Jakarta akibat eksploitasi air tanah.
Dilansir dari media partner JawaPos.com, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan bahwa mulai tahun 2030 mendatang, penggunaan air tanah di Jakarta akan dilarang.
“Permukaan tanah Jakarta telah turun 12 sampai 18 cm per tahun karena over extraction dari ground water,” ungkap Basuki.
Berdasarkan jurnal ilmiah yang ditulis oleh I. Gumilar, dan kawan kawan, berjudul Studi Potensi Kerugian Ekonomi Akibat Penurunan Muka Tanah, menyebutkan bahwa penurunan permukaan tanah memberikan dampak negatif secara langsung di sekitar wilayah terdampak.
Seperti menyebabkan banjir dan rob (tidal flooding) di daerah pantai (coastal zone), kerusakan pada gedung, rumah, serta infrastruktur seperti jembatan dan jalan, bahkan dapat menyebabkan meledaknya pipa gas.
Di unggahan video berikutnya pada (22/9), Jerhemy memperlihatkan kondisi The Great Sea Wall of Jakarta atau sering disebut Tanggul Laut Raksasa Jakarta yang terkenal di dunia dan berada di Jakarta Utara tersebut.
Ini merupakan salah satu cara pemerintah untuk menghindari masalah Jakarta tenggelam. Namun, ada beberapa bagian pada tanggul yang sudah dalam kondisi bocor dan air laut masuk ke daratan.
Dikhawatirkan, tembok tanggul yang dibangun sejak tahun 2014 dan menelan biaya triliunan rupiah tersebut sudah tidak kuat lalu roboh.
Akan tetapi, seluruh bangunan di sekitar tembok tanggul diketahui sudah digusur dan dipindahkan karena kondisi yang berbahaya untuk dijadikan tempat tinggal. (305/jpc)