BANGLI | patrolipost.com – Keinginan prajuru adat dan pengelola objek wisata Desa Penglipuran agar fasiltas jalan diperlebar mendapat respon postif dari Bupati I Made Gianyar. Bupati asal Desa Bunutin, Kecamatan Kintamani ini bahkan telah memerintahkan Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Bappeda Bangli turun melakukan kajian.
Menurut Made Gianyar objek wisata Penglipuran termasuk destinasi wisata Bangli, bahkan keberadaanya mampu menyumbang PAD buat Bangli. “Memang ada keinginan dari prajuru dan pengelola agar akses jalan diperlebar,” ujar Made Gianyar, Senin (3/2/2020).
Dikatakan, akses jalan menuju objek wisata Penglipuran termasuk jalan melingkar yang ada saat ini tergolong sempit. “Untuk lebar jalan melingkar yang ada kurang dari enam meter, sempitnya jalan tentu di satu sisi badan jalan tidak bisa difungsikan untuk parkir kendaraan. Selain itu bus pariwisata juga tidak bisa menggunakan akses jalan melingkar tersebut,” kata Made Gianyar, sembari mengaku belum lama ini sempat bertemu dengan para tokoh masyarakat dan pengelola abjek wisata Penglipuran.
Terkait usulan tersebut, kata Made Gianyar, dia telah memerintahkan Kadis PU dan Kepala Bappeda melakukan survei. Dari hasil survei baru bisa dibuatkan Detail Engineering Design (DED). Untuk kegiatan mungkin baru bisa direalisasikan di anggaran perubahan nanti.
“Untuk pelebaranan hanya mengaspal bahu jalan yang ada, jika awalnya badan jalan lebarnya hanya enam meter setelah bahu jalan diaspal lebarnya sekitar 8 meter, sehingga kendaraan besar bisa melintas,” ungkap Made Gianyar.
Sementara itu, Pengelola objek wisata Desa Penglipuran, I Nengah Moneng mengatakan objek wisata Penglipuran membutuhkan peningkatan fasilitas pendukung termasuk pelebaran akses jalan baik jalan utama maupun jalan melingkar.
“Kondisi krodit terjadi ketika terjadi lonjakan kunjungan wisatawan, dimana sentra parkir utama di sebelah timur objek penuh, terpaksa bus parkir di depan objek. Bila parkir di areal depan monument perjuangan, tidak memungkinkan karena ketika keluar dari parkiran harus melewati jalan melingkar, sedangkan kondisi jalan sempit,” jelasnya.
Lanjutnya, terkait harapan adanya pelebaran jalan, kata Nengah Moneng bahwa instansi terkait sudah turun beberapa hari lalu dan menemui bendesa adat Penglipuran.
“Untuk rencana pelebaran jalan, sudah ada petugas yang turun untuk melakukan pengecekan,” ujarnya.
Di sisi lain, saat disinggung soal penerapan retribusi yang baru, Nengah Moneng menyampaiakan saat ini di objek wisata Penglipuran masih menggunakan tarif lama. Namun demikian tarif yang baru akan diikuti, hanya saja masih menunggu moment yang tepat.
“Untuk penerapan tarif retribusi yang baru akan diterapkan tetapi kami masih mencari moment yang pas,” imbuhnya. (750)