BANGLI | patrolipost.com – Akses jalan utama di wilayah Banjar Malet Tengah, Desa Tiga, Kecamatan Susut, Bangli putus pada Rabu (10/4/2024). Jalan tersebut selain menghubungkan antar desa, juga akses jalan menuju Kecamatan Kintamani.
Menyikapi putusnya jalan tersebut, Dinas PUPR Perkim Bnagli telah turun ke lokasi guna melakukan investigasi. Hasilnya Pemerintah Daerah merencanakan untuk membuat jalan baru, karena tidak memungkinkan untuk perbaikan jalan tersebut lantaran perbaikan jalan memerlukan biaya sangat besar hingga ratusan miliar rupiah.
Perbekel Tiga, Putu Merta Utama saat dikonfirmasi mengatakan jalan putus terjadi pada Rabu sore. Sebelum kejadian, sudah terlihat retakan pada jalan tersebut.
“Tiga hari sebelum kejadian kami mendapat laporan kalau sudah ada retakan. Beberapa jam sebelum kejadian saya juga lewat di jalur tersebut, retakan semakin banyak. Sehingga saya sarankan untuk menutup jalan tersebut karena membahayakan. Selang beberapa jam akhirnya jalan tersebut longsor dan putus,” ujarnya, Jumat (12/4/2024).
Kata Putu Merta, jalan tersebut merupakan akses menuju Desa Penglumbaran, akses menuju Tampaksiring Gianyar. Selain itu juga bisa juga menuju Kintamani. Pasca putusnya jalan tersebut, masyarakat harus melalui jalan alternatif.
“Masih ada jalan lain yang bisa dilalui ada jalan kabupaten yang sudah hotmix dan ada jalan rabat beton, namun jarak tempuh lebih jauh,” jelasnya.
Putusnya akses jalan tersebut, pihaknya sudah melaporkan ke instansi berwenang. Sebagai bentuk tindak lanjut atas laporan tersebut, Dinas PUPR Perkim Bangli sudah turun ke lokasi. Dari pengecekan yang dilakukan, jalan tersebut berisiko tinggi karena di pinggir jurang. Maka itu, perlu dicarikan jalur lain untuk dibuat jalan baru.
Terpisah Kepala Dinas PUPR Perkim Bangli Dewa Ngakan Ketut Widnyana Maya saat dikonfirmasi mengatakan bahwa pihaknya sudah turun ke lokasi. Jalan yang putus panjangnya hampir 150 meter.
“Kami turun bersama ahli Struktur Tanah dari Fakultas Teknik Universitas Udayana Dr Adi Susila,” ungkapnya.
Menurutnya topografi Bangli dengan daerah perbukitan maka struktur tanah di Bangli relatif labil. “Dilihat kemarin, tanah adalah jenis tanah gembur,” sebut Kadis asal Banjar Belumbang, Kelurahan Kawan, Bangli ini.
Lanjutnya, dari invetigasi yang dilakukan dan analisa finasial bahwa investasi yang dikeluarkan untuk perbaikan jalan sangat besar. Dibandingkan nilai investasi dan nilai manfaat tidak sebanding. Jika menyambung jalan, biaya bisa ratusan miliar rupiah, belum lagi posisi yang sulit.
Maka itu perlu dipikirkan opsi lain, seperti mencari alternatif membuat jalan baru. “Sudah ada jalan namun jalan kecil, itu bisa kita lebarkan. Namun ini perlu kajian, perlu dukungan masyarakat, aparatur desa, serta dukungan ketersediaan anggaran,” harap Dewa Maya. (750)