| DENPASAR | patrolipost – Sejumlah pelaku industri pariwisata di Pulau Dewata beserta Wakil Gubernur Bali telah melakukan promosi di Tiongkok guna menarik kedatangan wisatawan dari Negeri Tirai Bambu. Pasalnya, berdasarkan data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, Senin (2/12) menyebutkan bahwa pada periode Januari-Oktober 2019, kedatangan turis mancanegara terutama dari Tiongkok ke pulau ini mengalami penurunan sebesar 14,99%.
Disebutkan Kepala BPS Provinsi Bali, Adi Nugroho, kunjungan wisatawan Tiongkok ke Bali tahun ini tercatat 1,026 juta orang. Sedangkan pada periode yang sama tahun 2018 lalu mencapai 1,207 juta kunjungan. Saat ini, Tiongkok menempati posisi kedua jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang datang ke Pulau Seribu Pura, setelah Australia.
Lebih lanjut Nugroho memaparkan, secara keseluruhan tahun ini tercatat sebanyak 5,240 juta kunjungan wisman yang datang
langsung ke Bali, lebih tinggi dibandingkan dengan Januari-Oktober 2018 (y on y) yang tercatat sebanyak 5,164 juta orang, atau naik setinggi 1,46 persen. Kunjungan wisman selama tahun 2019 didominasi asal Australia (19,63%), Tiongkok (19,59%), India (5,73%), Inggris (4,64%), Amerika Serikat (4,36%), Jepang (4,19%), Perancis (3,54%), Korea Selatan (3,31%), Jerman (3,31%), dan Malaysia (2,74%).
Korea Selatan tercatat sebagai negara dengan peningkatan jumlah wisman paling tinggi selama tahun 2019 dibandingkan tahun 2018, yaitu meningkat setinggi 47,06 persen. “Sementara wisman asal Tiongkok tercatat menurun terdalam dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yaitu sedalam 14,99%,” sebut Nugroho.
Sementara itu Plt. Kepala Dinas Pariwisata Daerah Bali, I Putu Astawa mengatakan, untuk meningkatkan kunjungan wisatawan Tiongkok ke Bali pemerintah memerlukan bantuan dari industri. Hal ini dapat dilakukan dengan berbagai upaya dalam menarik kedatangan turis Tiongkok, misalnya promosi. “Selain meningkatkan jumlah, kita harapkan dapat meningkatkan lama tinggal dan pengeluaran wisatawan selama berada di Bali,” katanya.
Penurunan jumlah wisatawan Tiongkok yang berwisata ke Bali ini dikarenakan beberapa faktor seperti perang dagang dan pertumbuhan ekonomi dunia yang mengganggu pendapatan, sehingga berdampak pada menyusutnya keinginan berwisata.
Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Bali, Ida Bagus Agung Partha Adnyana menyampaikan bahwa secara umum market Tiongkok yang melakukan kegiatan wisata ke luar negeri memang menurun. “Contohnya ke Thailand turun sampai 40%. Ini terjadi karena tekanan perang dagang antara Amerika dan Tiongkok,” jelasnya.
Pria yang akrab disapa Gus Agung tersebut juga mengatakan, kalangan kelas menengah kebawah dari Tiongkok yang melakukan perjalanan wisata ke negara-negara lain terpantau menurun. “Strateginya untuk antisipasi ini adalah menyasar market menengah keatasnya, dengan menawarkan liburan kelas atas seperti spa, yoga, sport tourism, leisure tourism, wedding dan lainnya. (811)