BORONG | patrolipost.com – Cerita skandal Cinta Terselubung antara pastor dan umat (perempuan) bukan hal baru dalam kehidupan gereja Katolik Roma. Metode penanganan kasusnya pun masih sama, cenderung tertutup. Metode ini pun didukung juga oleh sebagian umat Katolik yang mendukung pastor yang terlibat skandal.
Ada berbagai alasan terkait larangan memberitakan kasus yang melibatkan pastor, antara lain untuk menjaga agar umat tetap segan dan tidak kehilangan kepercayaan terhadap pastor.
Melansir BBC.com, Jason Berry, seorang wartawan koran lokal di Negara Bagian Louisiana, AS, merupakan salah satu jurnalis yang berani membongkar skandal dalam tubuh gereja. Jason membongkar kasus pelecehan yang dilakukan Romo Gilbert Gauthe. Berita Berry menyebabkan terbitnya buku ‘Lead Us Not Into Temptation’ (Jangan Masukkan Kami dalam Percobaan) pada tahun 1992. Judul ini diambil dari penggalan doa Bapa Kami, yang menurut Kitab Suci Katolik merupakan doa diajarkan Yesus sendiri.
Sementara itu, Pemimpin Gereja Katolik Roma, Paus Fransiskus semenjak menjadi Paus langsung berupaya meredam sikap dan praktik yang berpotensi merebaknya budaya pelecehan. Oleh karena itu sebagai upaya awal mengatasi masalah tersebut diadakan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) pada 21-24 Februari 2019. KTT tersebut menghadirkan pemimpin konferensi uskup nasional dari 130 negara. Konferensi ini hanya tahap permulaan dari usaha untuk mengatasi penyakit yang meracuni Gereja sejak tahun 1980-an.
KTT dilakukan Fransiskus setelah terbongkarnya kasus dimana para pastor mengeksploitasi para biarawati menjadi “budak seks” di sebuah biara di Prancis. Kasus lain yang dinilai heboh adalah kasus pelecehan oleh Uskup Franco Mulakkal yang menjadi uskup di bagian utara India.
Uskup Franco ditangkap pada bulan September 2018 setelah muncul sejumlah tuntutan dari seorang biarawati yang dia datangi secara teratur untuk diperkosa. Uskup Franco menyangkal tuntutan tersebut dan menjelaskan kepada wartawan bahwa tuntutan biarawati tersebut tidak berdasar dan dibuat-buat.
Hal yang sama terjadi di Keuskupan Ruteng dan masih hangat diperbincangkan, kasus cinta terlarang antara Pastor dan Umatnya (Perempuan yang sudah menikah). Segelintir umat termasuk cendikiawan berupaya mengerem media untuk tidak memberitakan masalah tersebut. Menurut segelintir umat tersebut, ada berbagai alasan untuk tidak memberitakan masalah tersebut termasuk takut hilangnya kepercayaan umat katolik terhadap Pastor, pertimbangan psikologis si perempuan dan keluarganya serta kasus cinta terlarang Pastor dan umat tersebut merupakan ‘Kasus Suci’. (pp04)