LABUAN BAJO | patrolipost.com – Tim Jelajah Laut Nusantara (JLN) ‘MPA’ Aranyacala Trisakti akhirnya menyelesaikan misi pendayungan perahu kayak laut (Sea Kayak) setelah menempuh 486,7 Km sejak start dari Pantai Pototano (Sumbawa Barat – NTB) pada 7 Mei 2025 lalu, dan Finish di CnD Resort (Manggarai Barat – NTT) pada Selasa, 3 Juni 2025, Pukul 15.15 WITA.
Anto Koesharjanto selaku Ketua Ekspedisi Jelajah Laut Nusantara menyebutkan kegiatan pendayungan ekspedisi Jelajah Laut Nusantara ini membawa banyak misi, antara lain Eksplorasi dan Petualangan Alam Bahari Indonesia dengan menjelajahi wilayah pesisir, pulau-pulau kecil, dan perairan terpencil yang sulit dijangkau dengan transportasi lain.
“Selain itu ekspedisi ini juga mengungkap keindahan alam laut Indonesia dari perspektif langsung dan mendalam,” ungkapnya.
Kegiatan ekspedisi kata Anto, juga disertai dengan kegiatan dokumentasi Keindahan Bahari dan Budaya pesisir dengan merekam kondisi ekosistem pesisir dan laut, termasuk terumbu karang, mangrove, dan biota laut. Selain itu, tim ekspedisi juga mendokumentasikan budaya pesisir dan kehidupan masyarakat lokal.
Tak hanya soal jelajah bahari, kegiatan ini pun diakui turut mempromosikan pariwisata dan budaya dengan memperkenalkan potensi wisata bahari Indonesia ke dalam dan luar negeri, mengangkat kearifan lokal dan tradisi maritim nusantara serta membangun narasi Indonesia sebagai negara maritim yang kuat dan indah.
“Ekspedisi ini juga bertujuan untuk menginspirasi generasi muda untuk mencintai laut, menjaga lingkungan, dan aktif dalam kegiatan alam bebas dan menyampaikan pesan tentang keberlanjutan dan pentingnya pelestarian laut,” ungkapnya.
“Selain itu, dalam ekspedisi ini anggota ekspedisi juga melatih fisik, navigasi, manajemen risiko, dan kerja sama tim di lingkungan ekstrem serta menumbuhkan semangat kepemimpinan, kemandirian, dan daya tahan,” lanjut Anto.
Lebih jauh Anto menjelaskan bahwa melalui ekpedisi ini juga turut dilakukannya Kampanye Lingkungan dengan mengangkat isu-isu pencemaran laut, perubahan iklim, dan over fishing. Khususnya sampah plastik serta melibatkan masyarakat lokal dalam aksi bersih pantai dan edukasi lingkungan.
Pendayungan Jelajah Laut Nusantara yang secara operasional lapangan dipimpin oleh Rofinus Monteiro ini menyusuri pesisir Utara Sumbawa NTB, kepulauan Komodo, hingga ke Labuan Bajo NTT memakan waktu selama 28 hari, dengan 21 lokasi persinggahan.
“Selama pendayungan, tim terus berkoordinasi dengan nelayan lokal, kelompok pecinta alam setempat, pihak pemerintah setempat, Basarnas, dan TNI AL guna kelancaran kegiatan dan stand by rescue jika terjadi sesuatu hal yang tak terduga,” jelas Anto.
Tim ekspedisi ini terdiri dari gabungan anggota ‘MPA’ Aranyacala Trisakti lintas angkatan sejumlah 9 orang (Anto, Saleh, Tedy, Rofinus, Daffa, Damian, Roffi, Bowi, Wandy), mulai dari yang masih berstatus mahasiswa, hingga yang telah lama menyelesaikan studynya di civitas akademik Trisakti – Jakarta.
Selama pendayungan, tim juga melibatkan para pendayung lokal, anggota pecinta alam, hingga warga yang sekadar untuk mencoba perahu kayak.
“Ekspedisi ini akan berkesinambungan dan berharap ke depannya akan membawa dampak positif baik bagi petualangan alam dan peningkatan promosi pariwisata di bidang bahari serta bisa menginspirasi generasi muda untuk menjaga lingkungan dan aktif dalam kegiatan alam bebas,” ujar Anto.
Setelah tiba di Labuan Bajo ini, tim JLN akan melakukan sosialisasi kegiatan kepada warga, dan silaturahmi kepada beberapa lembaga terkait, sebelum kembali ke Jakarta. (334)