WASHINGTON DC | patrolipost.com – Hasil penghitungan suara sementara Pemilu AS menunjukkan calon presiden dari Partai Demokrat Joe Biden semakin mendekati kemenangan. Dalam hitungan Bloomberg dan The Guardian, hingga Kamis (5/11/2020) pukul 06.30 WIB, Biden unggul sementara dengan 264 suara elektoral, sedangkan Donald Trump memperoleh 214.
Perolehan suara Biden saat ini mencapai 71.232.015 suara, unggul sekitar 3 juta suara dari Trump yang memperoleh 68.266.183 suara. Perolehan suara yang berarti bagi Biden ini berkat kemenangannya di Michigan dan memperoleh 16 suara elektoral. Michigan diketahui menjadi lumbung suara Trump dalam pemilu sebelumnya.
Sementara itu dilansir CNN, Jumat (6/11/2020), posisi perolehan suara terakhir antara calon presiden petahana Donald Trump dan calon presiden dari Partai Demokrat, Joe Biden, belum berubah sejak kemarin. Biden masih unggul dengan 253 suara elektoral. Sedangkan Trump unggul dengan 213 suara elektoral.
Menurut keterangan Menteri Negara Bagian Arizona, Katie Hobbs, sampai saat ini masih ada 450 ribu kotak suara yang belum dihitung. Selain itu, ada tambahan 300 ribu kotak suara dari Maricopa County, yang meliputi Kota Phoenix dan wilayah sekitarnya. Hobbs tidak bisa memberi perkiraan berapa lama proses penghitungan itu akan berlangsung.
Sampai saat ini belum ada satupun kandidat yang meraih mayoritas suara elektoral yang berjumlah 11 di Arizona.
Sementara itu di Georgia dilaporkan masih ada 47 ribu kotak suara yang menunggu proses rekapitulasi suara. Menurut anggota Komisi Pemilihan Umum Georgia, Gabriel Sterling, sampai saat ini belum ada kandidat yang meraih seluruh 16 suara elektoral yang tersedia di sana.
Kemudian di Nevada, proses penghitungan suara masih berlangsung karena masih sangat banyak kotak suara yang belum dihitung. Komisi Pemilihan Umum setempat menyatakan akan tetap menghitung surat suara yang datang bahkan hingga 10 November mendatang. Sampai saat ini belum ada kandidat yang meraih seluruh enam suara elektoral di Nevada.
Kemudian di North Carolina, Trump saat ini masih memimpin dengan selisih 75 ribu suara dari Biden. Proses rekapitulasi dilaporkan sudah mencapai 95 persen.
Di North Carolina, ada 15 suara elektoral yang diperebutkan antara Biden dan Trump. Sedangkan di Pennsylvania, saat ini masih ada 370 ribu kotak suara yang masih dihitung. Menteri Kesejahteraan Masyarakat Pennsylvania, Kathy Boockvar, menyatakan akan menyelesaikan proses rekapitulasi pada Jumat dini hari waktu setempat. Saat ini ada 20 suara elektoral di Pennsylvania yang diperebutkan antara Biden dan Trump.
Pecahkan Rekor
Dari hasil penghitungan suara sementara Joe Biden memecahkan rekor perolehan suara mantan bosnya sendiri, yaitu Barack Obama, pada 2008. Pada 12 tahun lalu, Obama mendapat 69.498.516 suara, yang merupakan angka tertinggi sepanjang sejarah pemilu AS. Kini pada pemilu Amerika 2020, Biden yang merupakan wakil presiden dari Obama selama dua periode telah mendapat 70.470.207 (50,3 persen) suara dan masih akan terus bertambah.
Diberitakan CBS News pada Rabu (4/11/2020), Biden mengungguli Donald Trump yang baru mengumpulkan 67.280.936 suara (48,0 persen). Persaingan menuju Gedung Putih di pilpres AS kian sengit, bergantung pada negara bagian mana saja yang dimenangi masing-masing kandidat. Dengan jutaan suara yang belum dihitung, ada kemungkinan kedua capres sama-sama memecahkan rekor suara Obama yang saat itu berhadapan dengan Senator John McCain.
Meski begitu, memenangi suara populer (popular votes) bukan jaminan menang pilpres Amerika.
Pada 2016 contohnya, Hillary Clinton menang popular votes, tetapi kalah di electoral votes dengan Trump. Sampai Kamis (5/11/2020), Biden telah meraup 264 electoral votes berbanding 214 milik Trump. Namun, Trump sempat melampaui ekspektasi pada Selasa (3/11/2020), dengan mengamankan beberapa negara bagian krusial, seperti Ohio, Florida, dan Texas, yang awalnya diprediksi akan jatuh ke pelukan Demokrat.
Penghitungan suara masih terus berlanjut, termasuk di Pennsylvania, Wisconsin, dan Michigan, yang sangat diharapkan Demokrat. Biden juga tampaknya akan memenangi Arizona, yang tidak pernah dimenangi capres dari Demokrat sejak 1996. Pada Rabu dini hari Trump mengeklaim bahwa dia telah menang pemilu Amerika, dan berjanji untuk menuntut legalitas suara sampai ke Mahkamah Agung. Tim kampanye Biden menyebutnya upaya tidak tahu malu untuk mengambil hak-hak demokratis warga Amerika. (kpc/807)