JAKARTA | patrolipots.com – Sejarah besar di Liga Inggris sempat jadi bumerang buat Liverpool karena lama puasa gelar. Kini, sejarah itu tak lagi jadi beban yang berat buat mereka. Liverpool mengakhiri penantian juara Liga Inggris selama 30 tahun setelah mengunci titel Premier League. Ini menjadi gelar Premier League pertama, mengingat terakhir kali ‘Si Merah’ juara pada 1990 lalu, liga masih dalam format lama.
Gelar musim ini jadi semacam pematah kutukan Liverpool masa silam, atau pantas juga disebut pematah olok-olok pendukung para rival. Sebab sebelumnya Liverpool dianggap sebagai klub yang hidup di masa lalu, karena praktis hanya bisa membanggakan prestasi lampau di kancah domestik.
Bagaimana tidak, gelar Liga Inggris musim ini adalah yang ke-19 buat klub asal Merseyside tersebut. Tapi 18 di antaranya direbut sebelum era Premier League.
Bahkan gelar Liga Champions yang diraih musim 2018/2019 kemarin pun tidak mampu melepaskan mereka dari jerat label ‘klub masa lalu’ itu. Dalam kadar tertentu, sukses di masa lalu itu juga menjadi ‘hantu’ untuk Liverpool menambah beban di pundak para pemain.
“Sejarah tidak lagi jadi beban. Sejarah sekarang adalah latar belakang kami yang indah, itu adalah basis atas apa yang kami sedang kerjakan,” ungkap Manajer Liverpool Juergen Klopp kepada Sky Sports.
“Ketika saya pertama kali datang, kami harus bilang jangan banding-bandingkan kami dengan orang-orang fantastis yang dulu bermain untuk klub ini dan memenangi segalanya. Kami perlu mendapatkan kesempatan dari suporter kami untuk menemukan jalan kami sendiri.”
“Titel ini cuma mungkin terwujud karena tidak satupun orang kehilangan kesabaran terhadap kami di momen apapun. Manajemen sepakbola itu pekerjaan yang menyenangkan, tapi juga sulit.”
“Kami sungguh tak bisa meminta waktu. Kami harus segera membuktikan. Orang-orang harus melihat langkah-langkah yang kami buat, suporter melihatnya karena mereka ingin melihatnya. Baru kemudian kisah ini memungkinkan terjadi,” ujar pria asal Jerman tersebut.(305/dtc)