BORONG | patrolipost.com – Setiap daerah mempunyai dasar filosofi dalam membangun rumah tangga. Di Manggarai, terdapat istilah ‘Ka’eng Kilo’ merupakan dasar bagi sepasang kekasih dalam membangun rumah tangga.
‘Ka’eng Kilo’ berarti kamar tidur. Hal ini merujuk pada segala perencanaan rumah tangga disusun pasutri dari dalam kamar tidur. Begitupun halnya saat ada perselisihan, kamar menjadi tempat menyelesaikan masalah, tanpa harus berteriak dan diketahui banyak orang.
Kaeng kilo bukan kamar tamu, bukan kamar makan, bukan pula dapur, melainkan kamar tidur. Segala perencanaan seperti mau membangun rumah, mau beli sesuatu dan lain sebagainya pasti berawal dari perundingan pasutri di kamar tidur.
“Begitupun saat ada perselisihan, kamar menjadi tempat untuk menyelesaikannya, tidak harus berteriak dan bertengkar,” ungkap Pastor Jhon, saat pernikahan sepasang kekasih asal Heso, Paroki Tanggar, Keuskupan Ruteng, Rabu (22/11/2023).
Pastor Jhon pun mengingatkan kepada pasangan yang menikah agar saling mendengarkan satu sama lain.
“Menikah bukan untuk menyeragamkan pikiran, melainkan agar bisa berpikir bersama,” imbuhnya.
Ka’eng Kilo’ di Manggarai merupakan filosofi berumah tangga yang diturunkan dari nenek moyang. Istilah ka’eng kilo dipilih karena privasi.
“Mengapa bukan ka’eng lutur/legang (ruang tamu) atau ka’eng dapur? Karena kilo (kamar) merupakan sesuatu yang bersifat pribadi. Pasutri akan memulai segala sesuatu terkait perencanaan dalam rumah tangga tentunya karena hasil tukar pikiran dalam kamarnya. Bila ada perselisihan, kamar juga yang menjadi tempat untuk menyelesaikan, tanpa harus bertengkar atau melakukan kekerasan terhadap pasangan,” ungkap salah satu tetua adat yang biasa dipanggil Ema Nadus kepada patrolipost.com, Rabu (22/11/2023).
Lanjut Ema Nadus, istilah ka’eng kilo di Manggarai syarat makna. Bukan diterjemahkan secara lurus menjadi kamar tidur. Namun, Ka’eng kilo bermakna sebagai tempat dimana segala sesuatu terkait kehidupan rumah tangga itu dimulai.
“Apapun terkait kehidupan rumah tangga di Manggarai berawal dari kilo (kamar). Dalam merencanakan apapun atau menyelesaikan masalah apapun, kilo merupakan tempat yang baik. Kilo berarti keluarga yang unsur utamanya suami dan istri,” tutupnya. (pp04)