SINGARAJA | patrolipost.com – Cawapres Gibran Rakabuming Raka mengatakan akan mengkaji ulang pembangunan bandar udara (Bandara) Bali Utara setelah sejumlah tokoh masyarakat di daerah itu mendesaknya agar bandara itu diwujudkan. Hal itu diutarakannya saat safari kampanye di Kabupaten Buleleng, Bali, Selasa (9/1/2024).
“Masukan tokoh masyarakat Bali Utara telah kami tampung. Dan soal Bandara akan dikaji ulang itu pun dalam debat capres/cawapres sudah disinggung soal pemertaan pembangunan,” kata Gibran.
Cawapres No 2 pasangan Prabowo Subianto ini tiba di Buleleng melalui udara menggunakan helikopter. Ia tiba sekitar pukul 09.15 Wita di Lapangan Bhuana Patra Singaraja dan selanjutnya menuju lokasi acara di Gedung Imaco eks Pelabuhan Buleleng. Di tempat itu massa telah berkumpul menanti kedatangan putra Presiden Jokowi yang juga Walikota Solo itu.
Ia juga menjanjikan akan ada titik-titik pertumbuhan ekonomi baru di Bali untuk menunjang pemerataan agar tidak lagi Jawa centris.
“Tidak saja soal bandara namun pembangunan lainnya akan kita lakukan di Bali Utara. Kita ingin akses konektisitas makin terbuka yang tentu membuka akses lapangan kerja,” ujar Gibran.
Gibran menyebut adanya ketimpangan Pembangunan antara Bali Selatan dan Utara.
“Jika melihat situasi Bandara Ngurah Rai (Badung) saat Nataru kemarin sepertinya Bandara Bali Utara itu urgen,” ucapnya.
Gibran juga mengatakan pihaknya membuat konsep pembangunan yang masif atau infrastruktur yang modern namun tidak menggusur kebiasaan dan adat yang sudah ada.
“Di Solo kita punya slogan Solo masa depan adalah Solo masa lalu. Saya kira slogan ini relevan untuk Bali,” ujarnya.
Sementara itu relawan Rumah Gibran Buleleng Anthonius Sanjaya Kiabeni mengaku keberadaan bandara di Bali Utara sudah tidak bisa ditunda-tunda. Karena hanya itu solusi untuk menjawab pemerataan. Terlebih Bandara Internasional Ngurah Rai sudah sangat padat.
“Perda Bandara kita (Bali) sudah punya, bahkan di Buleleng telah dibuat RTRW nya. Bandara baru perlu dibangun di Buleleng. Itulah solusinya (pemerataan) seperti yang disampaikan Gibran,” tandas Anthon. (625)