BORONG | patrolipost.com – Hampir semua perkampungan di Manggarai letaknya di puncak bukit. Sementara itu, hanya ada beberapa kampung yang berlokasi di dataran rendah dengan topografi medan bersahabat.
Di balik misteri pemilihan lokasi perkampungan yang terletak di puncak bukit, salah satu tokoh, Bernadus di Wae Kala, Lambaleda Selatan, Manggarai Timur, Rabu (25/1/2023) kepada patrolipost.com menjelaskan pemilihan lokasi perkampungan zaman dulu mempunyai beberapa pertimbangan tertentu untuk keselamatan warga kampung.
“Dulu, terutama saat zaman penjajahan warga selalu dicemaskan dengan datangnya pasukan Belanda/Jepang ke Kampung. Kampung yang terletak di atas bukit didesain hanya 1 gerbang masuk keluar, sementara sekeliling kampung terdapat tebing-tebing curam,” ungkap Bernadus.
Lebih lanjut, Bernadus memaparkan kemungkinan yang mudah mencegah pasukan penjajah untuk masuk kampung yang hanya terdapat satu gerbang masuk/keluar.
“Di gerbang biasanya ditempatkan pasukan elit ukuran zaman dulu. Setiap kampung biasanya mempunyai sosok yang ditakuti kerena kemampuannya berkelahi dan bertempur saat pasukan penjajah datang. Sosok-sosok gagah berani tersebut berjaga di gerbang kampung untuk menahan gempuran pasukan penjajah yang menyerang. Selebihnya jika ada pasukan kolonial yang lolos masuk kampung, dia akan di kejar oleh anggota pasukan lainnya sehingga bisa saja dia menuju tebing yang mengelilingi kampung dan tewas terjatuh,” jelas Bernadus.
Selain itu, kata Bernadus, tebing yang mengelilingi kampung menghalangi penjajah masuk menyerang dari arah lain selain gerbang utama kampung tersebut. Pasukan penjajah yang tidak menguasai medan pertempuran pastinya bisa dipukul mundur untuk keluar dari kampung tersebut.
Pantauan patrolipost.com, terlihat beberapa kampung seperti Kampung Jing, Melo, Heso, Deno dan Tanggar beberapa kampung di sekitarnya persis terletak di puncak bukit. Sementara itu, perkembangan pemukiman sekarang sudah tidak mengharuskan memilih puncak bukit untuk membangun hunian. (pp04)