MANGUPURA | patrolipost.com – Di tengah perubahan peradaban zaman saat ini diperlukan upaya inovatif dan edukatif dalam mendidik dan melatih generasi muda. Mengingat, pendidikan dan pelatihan vokasi menitikberatkan pada sisi praktikal dan teknis sebagai “competitive advantage” dalam bidang keterampilan khusus.
Merespon hal tersebut, Kaniva Internasional sebagai lembaga pelatihan keterampilan bidang perhotelan dan kapal pesiar kembali menambah fasilitas atau sarana pengembangan diri bagi mahasiswa untuk menguatkan kemandirian dan keunggulan kompetensi.
Direktur Kaniva International Gus Suranata SH CHPR menyampaikan bahwa upaya kampus yang dipimpinnya siap mencetak sumber daya manusia (SDM) kepariwisataan, yang berlandaskan nilai kasih yang ditunjukkan dalam totalitas menyiapkan calon tenaga kerja yang berdaya saing tinggi dan unggul.
Para mahasiswa katanya, selama ini dididik dan dilatih dengan nilai kasih, seperti layaknya hubungan orangtua dan anak di lingkungan rumah, sehingga apapun yang terbaik untuk anak-anak pasti diupayakan. Termasuk dalam menyediakan media praktik yang memadai sebagai wadah untuk berkreasi secara nyata dalam jasa layanan hospitality.
“Kaniva Student Coffee ini adalah sarana kedua yang kami buat setelah yang pertama yaitu, Kamesta Camp and Resto di kawasan Jatiuluwih, Tabanan. Semoga hal ini bermanfaat bagi mahasiswa dan masyarakat Bali yang membutuhkan sarana rekreasi keluarga dengan layanan profesional,” harap Gus Suranata, Kamis (15/10/2020), didampingi jajaran direksi (Ni Wayan Ekawati, I Wayan Rana, Andy Winarno, dan I Ketut Suabawa CHA).
Sebelumnya, di sela acara soft opening Kaniva Student Coffee di Jalan Raya Mengwitani, Kabupaten Badung, Rabu (14/10/2020) malam, selaku pengelola sekaligus Direktur Pengembangan dan Pemasaran Kaniva Student Coffee, Ni Wayan Ekawati berupaya menciptakan kemandirian mahasiswa, setelah penguasaan teknik keterampilan yang dilatihkan di kampus. Para mahasiswa juga dilatih dengan materi kewirausahaan, karena peluang untuk berwiraswasta sangat terbuka, apalagi yang mengambil jurusan pada penguatan tata boga dan bartender atau barista.
“Selama ini banyak juga diantara siswa kami yang menjadikan kesempatan tersebut sebagai kegiatan sampingan, sambil membantu orangtua mereka melalui usaha secara mandiri, seperti menjual makanan untuk teman atau tetangganya,” jelas Ekawati, yang melihat semangat anak didiknya telah membuktikan diri di Kamesta Camp selama setahun terakhir dengan baik.
Kaniva Student Coffee dilengkapi jaringan internet berakses cepat sebagai tambahan fasilitas bagi para pengunjung, serta menyasar para pelanggan generasi milenial dan masyarakat umum dengan menyediakan menu yang beragam, mulai dari menu tradisional hingga jenis makanan dan minuman kekinian. Hal ini bertujuan mengedukasi masyarakat tentang wisata kuliner dan mengenal makanan juga minuman yang tengah menjadi tren di masyarakat.
Komisaris Kaniva International, I Ketut Suabawa CHA menyampaikan apresiasi dan kebanggaannya atas kreativitas mahasiswa dalam menyiapkan dan mengelola tempat tersebut. Jadi, hal ini adalah wadah yang implementatif untuk kewirausahaan tahap pemula dan menjadi lebih edukatif melalui kelas “sharing session” dari “hospitality expert” bagi mahasiswa dan karyawan perhotelan di Kaniva Student Coffee.
“Saya salut dengan semangat mereka yang masih muda, namun mampu menciptakan ide kreativitas yang inovatif di tengah masa sulit pandemi ini. Sebagai “live practices”, tempat ini akan sangat bermanfaat bagi mahasiswa dan masyarakat sekitar,” kata Swabawa.
Kaniva International yang berlokasi di Jalan Kebo Iwa, Mengwitani, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung, merupakan kampus perhotelan dan kapal pesiar yang baru berusia 4 tahun. Namun mampu mengukir prestasi yang menarik minat masyarakat untuk mempercayakan putra-putrinya dididik menjadi tenaga unggul, terampil, handal, dan profesional. Bahkan dianugerahi penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai pemegang rekor kampus yang berhasil menempatkan seluruh siswanya bekerja di industri perhotelan dan kapal pesiar sebelum diwisuda selama 3 tahun berturut-turut. (246)