JAKARTA | patrolipost.com – Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, dijaga ketat TNI-Polri sejak Jumat (28/5/2021). Buntut penjagaan ketat itu, nyali para pimpinan KPK disorot.
Aparat TNI-Polri serta Satpol PP ramai-ramai menjaga KPK di tengah polemik Novel Baswedan dkk ‘disingkirkan’ dari KPK usai gagal dalam tes wawasan kebangsaan (TWK) untuk menjadi ASN.
Jalanan di depan Gedung KPK yakni Jalan Kuningan Persada, Jakarta Selatan, ditutup dua arah. Kendaraan yang biasanya bebas melintas di jalan tersebut pun tidak bisa melintas.
Plt Juru Bicara KPK Ali Fikri menjelaskan penjagaan ketat di KPK dalam rangka penjagaan keamanan obyek vital, di antaranya gedung KPK. Menurut Ali, di KPK akan ada unjuk rasa.
“Kabar dari pihak Polres benar akan ada unjuk rasa di depan gedung KPK. Ada juga dibantu pihak TNI karena pihak Polres memerlukan tambahan personel,” kata Ali kepada wartawan.
“Namun demikian, penjagaan ini dipastikan akan dilakukan dengan upaya persuasif kepada pihak-pihak jika terjadi potensi gangguan keamanan,” tambahnya.
Akhir-akhir ini, KPK memang sedang diterpa oleh polemik soal TWK. Buntut dari TWK itu, sebanyak 75 pegawai KPK tidak lolos TWK dinonaktifkan pimpinan KPK.
Dari 75 orang yang dinonaktifkan itu, ada nama penyidik senior KPK Novel Baswedan, Ketua Wadah Pegawai KPK Yudi Purnomo, dan sejumlah pejabat struktural, seperti Sujanarko dan Giri Suprapdiono. Keputusan terbaru usai pertemuan KPK, BKN dan KemenPAN-RB dinyatakan sebanyak 51 dari 75 pegawai KPK itu tidak bisa ‘diselamatkan’.
Kembali ke penjagaan ketat KPK, para pimpinan KPK saat ini disorot oleh pendahulunya. Adalah Bambang Widjojanto alias BW menilai nyali Firli Bahuri cs ‘ciut’ karena kebijakannya ‘singkirkan’ Novel Baswedan dkk banyak diprotes masyarakat.
“Begitu takutkah pimpinan KPK pada unjuk rasa Koalisi Masyarakat Sipil?. Padahal, masyarakat sipillah yang selama ini menjaga dan membesarkan KPK dalam upaya pemberantasan korupsi,” kata BW, dilansir Sabtu (29/5).
Dia mempertanyakan nyali pimpinan KPK tak lagi menyala seiring publik yang sudah tak percaya kepada pimpinan KPK. Oleh karena itu, upaya menjaga ketat KPK dilakukan untuk melindungi diri.
“Bungker dan tameng melalui penjagaan aparat keamanan yang berlebihan justru kian memperlihatkan kualitas nyala nyalimu serta hal itu tak akan pernah bisa melindungi diri dari kehancuran legitimasi,” ucapnya.
BW menilai yang menegakkan marwah dan kehormatan KPK adalah roh integritas dan profesionalitas tanpa batas. Maka, BW meminta pimpinan KPK tidak lari dari polemik TWK KPK.
“Tunjukkan kan kelas kepimpinanmu. Publik mempertanyakan upaya pemberantasan, apakah sikap sok kuasa, angkuh, politicking dan dugaan terus-menerus meninggikan kedunguan akal sehat bisa memberantas korupsi,” ujarnya. (305/dtc)