DENPASAR | patrolipost.com – Kapolda Bali Irjen Pol Dr Petrus Reinhard Golose menegaskan, konflik berbau SARA, aksi terorisme atau kelompok radikal terstruktur, jaringan non terstruktur, penyebaran hoax dan propaganda, sabotase cyber crime, dan kriminal lainnya akan terus terjadi. Hal ini tentunya menjadi gangguan terhadap kamtibmas serta mengancam kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) apabila tidak ditangani dengan sungguh-sungguh.
“Oleh sebab itu kegiatan Analisis dan Evaluasi (Anev) Operasi Intelijen Bidang Teknologi Informasi (TI) hendaknya mampu menjadi pedoman dalam pelaksanaan tugas ke depan maupun dalam mengambil keputusan terhadap situasi yang mengancam keamanan dan kedaulatan negara,” ujar Kapolda saat membuka kegiatan Anev Operasi Intelijen Bidang TI di Discovery Kartika Plaza Hotel, Jl. Kartika Plaza Kuta, Kamis (12/12).
Pada kesempatan itu Kapolda Bali didampingi Kapolresta Denpasar Kombes Pol Ruddi Setiawan SH, SIK dan Deputi Bidang Penindakan dan Pembinaan Kemampuan BNPT Irjen Pol Drs Budiono Sandi SH.
Sejumlah pejabat penting mengikuti kegiatan itu seperti Pabandya E .2.2 Bais TNI, Mayor Inf Zacky Faruli Harahap, Direktur 3.3 BIN Brigjen Pol Faisal Thayeb, Direktur Keamanan Negara Baintelkam Polri Brigjen Pol Drs Djoko Mulyono MSi, Analis Kebijakan Utama Densus 88 AT Polri Brigjen Pol Ibnu Suhaendra SIK, dan Kasubdit Pengamanan Keimigrasian Agus Winarto.
Kapolda mengharapkan, Anev Operasi Intelijen Bidang TI dapat meningkatkan keunggulan daya gempur di dalam peperangan intelijen, menghadapi kemajuan yang sangat pesat dalam bidang teknologi, baik itu teknologi komunikasi, komputer, teknologi informasi serta teknik dan elektronika. Kemajuan tersebut sangat mempengaruhi sebuah sistem pada dunia intelijen yang kesemuanya itu bertujuan untuk mencapai keunggulan kegiatan intelijen.
“Saya berharap kegiatan Anev ini dapat berjalan dengan lancar sebagai bentuk antisipasi ancaman di masa yang akan dating,” tutup Kapolda. (cr02)