DENPASAR | patrolipost.com – Kapolda Bali Irjen Pol Drs I Putu Jayan Danu Putra SH MSi meminta Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Provinsi Bali meredam gejolak, khususnya di media sosial terkait video viral ceramah dosen Uhamka Jakarta Desak Made Darmawati SPd MM yang dinilai melecehkan agama Hindu. Umat Hindu di Bali hendaknya menahan diri serta menyerahkan kasus tersebut ke pihak Kepolisian.
Harapan itu disampaikan Kapolda saat menerima audiensi PHDI Bali dipimpin Prof Dr IGN Sudiana di Lounge Andalan Mapolda Bali, Senin (19/4/2021) pada pukul 16.00 Wita. Turut hadir pengurus PHDI Bali Putu Wirata Dwikora, Wayan Ariawan SH, Jero Mangku Swastika, Made Sukaartha SH.
Sedangkan Kapolda Bali dalam pertemuan itu didampingi Wakapolda Bali Brigjen Pol Drs Ketut Suardana MSi, Karoops Polda Bali Kombes Pol Firman Nainggolan SH MH, Dir Reskrimum Polda Bali Kombes Pol Djuhandani Rahardjo Puro, Dirintelkam Polda Bali Kombes Pol Zainal Abidin SIK MH.
Prof Dr IGN Sudiana dalam pertemuan itu menyampaikan, dengan adanya video yang menista agama Hindu tersebut PHDI akan membuat laporan secara resmi ke Polda Bali. PHDI mengharapkan agar laporan yang telah dibuat dipastikan sesuai dengan hukum yang berlaku serta segera dapat ditindaklanjuti. Selanjutnya PHDI mempercayakan kasus ini kepada pihak yang berwenang.
“Semoga upaya ini memberikan efek jera dan diharapkan tidak lagi terjadi hal-hal serupa yang sifatnya dapat memecah belah masyarakat,” ujar Sudiana.
Menanggapi hal tersebut Kapolda Bali menjelaskan, pihaknya telah melakukan koordinasi dengan Mabes Polri. Polda Bali segera menindaklanjuti dan mendukung sepenuhnya proses hukum yang telah ditempuh. Langkah selanjutnya adalah dengan memeriksa saksi-saksi sebagai bentuk tindak lanjut dari audiensi hari ini.
Kapolda Bali juga mengharapkan agar masyarakat tidak terprovokasi dari adanya kasus tersebut. Diharapkan umat Hindu tetap menjaga situasi Bali tetap kondusif. Selain itu Kapolda Bali mengucapkan terimakasih kepada PHDI atas bantuannya dalam membantu menekan gejolak di masyarakat serta meredam komentar-komentar negatif di media sosial. (hms/007)
