“Saya mengucapkan banyak terima kasih kepada umat katolik dari Gereja Kepundung Denpasar. Situasinya sangat kondusif, baik saat kejadian maupun pasca kejadian. Ternyata pelaku adalah umat di situ. Pihak gereja juga menyampaikan hal itu,” ungkapnya, ditemui usai upacara peringatan Hari Bhayangkara ke 73 di Renon Denpasar, Rabu (10/7).
Kapolresta Berterimakasih kepada Umat Katolik Denpasar
DENPASAR | patrolipost.com – Kapolresta Denpasar Kombes Pol Ruddi Setiawan mengapresiasi dan berterimakasih kepada umat Katolik Paroki Santo Yoseph Kepundung Denpasar atas sikap dalam memahami peristiwa perusakan gereja di Kepundung Denpasar. Baik pada saat kejadian maupun pasca kejadian, situasi sangat kondusif.
Ia mengakui, petugas gereja juga menjelaskan bahwa pelaku adalah anggota atau umat di sana sehingga tidak ada reaksi berlebihan dari umat lainnya karena sepertinya mereka sudah memahami jika pelaku memang dalam kondisi depresi berat. Sehingga kasus ini tidak akan dilanjutkan ke proses hukum.
Menurut Kapolresta, pria berinisial ABD ini awalnya datang berdoa bersama isterinya. Saat berdoa, pelaku menitikan airmata dan tidak lama kemudian melakukan aksi perusakan altar gereja. Petugas langsung mengamankan pelaku, kemudian membawa pelaku ke RSUP Sanglah Denpasar.
“Hasil koordinasi awal dengan tim dokter di UGD RSUP Sanglah, pelaku mengalami depresi akut, dimana pada titik kelemahan pelaku saat menangis, hatinya lemah, lalu muncul tiba-tiba dan menyerang apa saja. Sekarang dirawat di Sanglah Denpasar. Petugas mengetahui jika pelaku ternyata sedang minum obat tensi tinggi atau obat darah tinggi,” ujarnya.
Petugas juga sudah mengambil keterangan isteri pelaku dan memang benar bahwa yang bersangkutan sedang depresi. Itulah sebabnya, saat menyerang, isterinya datang memeluknya namun pelaku mencekik dan hendak membanting istrinya. Karena pelaku sedang depresi berat maka proses hukum tidak akan dilanjutkan. Pihak gereja pun tidak lagi memproses kasus tersebut.
Sekali pun tidak ada laporan perusakan, karena petugas saat itu ada di lokasi, petugas langsung mengamankannya. Secara protap, petugas tetap lakukan interogasi terhadap pelaku. “Pada saat diamankan tersebut pelaku hanya diam, bengong aja, lalu kita membawa ke Rumah Sakit Sanglah tadi malam,” katanya.
Dari hasil pemeriksaan, pria tersebut juga diketahui menderita tekanan darah tinggi. Dia menyebut tak ada unsur kesengajaan dari pelaku mengamuk di gereja. “Jadi dengan kondisi begini memang sakit ya dan dia juga meminum obat tensi tinggi, jadi tiba-tiba bisa emosional. Tidak ada unsur (sengaja), tiba-tiba. Dia ke gereja itu untuk sembahyang seperti umat yang lain,” jelas mantan Kapolres Badung ini. (ray)