SEMARAPURA | patrolipost.com – Kembali mencuat Kasus demam berdarah dengue (DBD) menelan korban jiwa di Kabupaten Klungkung. Kali ini, seorang bocah berusia 6 tahun yang beralamat di Dusun Batumulapan, Desa Batununggul, Kecamatan Nusa Penida meninggal dunia karena DBD. Pasien sempat dirawat di Rumah Sakit Gema Santi, kemudian dirujuk ke RS Prof dr Ngurah Denpasar, karena kondisinya yang terus menurun.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Klungkung, dr Ni Made Adi Swapatni, Selasa (29/11/2022) menyatakan , secara rinci pada tanggal 20 November 2022, pasien mengalami gejala panas dan batuk. Kemudian keesokan harinya, diajak berobat ke Puskesmas Nusa Penida I. Saat itu, petugas kesehatan telah melakukan pemeriksaan termasuk pemeriksaan laboratorium. Mengacu pada hasil pemeriksaan laboratorium, pasien didiagnosa demam berdarah. Kemudian untuk perawatan lebih lanjut, pasien dirujuk ke Rumah Sakit Gema Santi Nusa Penida.
“Pasien dirujuk ke Rumah Sakit Gema Santi untuk mendapatkan perawatan. Namun, dalam perjalanan trombosit yang bersangkutan terjadi penurunan dan kondisi melemah,” jelas dr Adi Swapatni sebelumnya.
Karena kondisi pasien yang terus melemah, kemudian pasien dirujuk dari
RS Gema Santi menuju ke RS Prof. dr Ngurah Denpasar. Sayangnya, setelah mendapat perawatan intensif selama beberapa hari, pada tanggal 25 November 2022 pasien dinyatakan meninggal dunia.
Menindaklanjuti kasus demam berdarah yang kembali mencuat, dr. Adi Swapatni memastikan jajarannya di puskesmas setempat sudah langsung malakukan penyelidikan epidemiolog. Tepatnya pada tanggal 22 Desember, petugas puskesmas sudah terjun ke kawasan sekitar yang terdeteksi kasus DBD. Bersamaan dengan itu, petugas juga membagikan abate dan edukasi terkait pemberantasan sarang nyamuk (PSN). “Pada tanggal 23 November kami juga sudah melakukan foging fokus,” imbuhnya.
Sebelumnya, pada Senin (3/10), bayi berusia 11 bulan asal Lingkungan Pekandelan, Semarapura Klod, Klungkung juga meninggal karena DBD. Pasien datang ke UGD RSUD Klungkung pada tanggal 28 September 2022 dengan keluhan panas. Kemudian diberikan obat penurun panas dan selama observasi panasnya turun lalu pasien dipulangkan.
Namun, keesokan harinya pada tanggal 29 September menjelang subuh pasien panas lagi dan kembali dibawa ke UGD RSUD Klungkung. Oleh tenaga medis yang bertugas, pasien diperiksa dan diputuskan untuk dirawat inap. Hanya saja pada tanggal 2 Oktober kondisi pasien agak melemah, sehingga dipindah ke ruang ICU. Rencananya pasien dirujuk ke RS Prof. dr Ngurah Denpasar, tapi karena keterbatasan ruang PICU belum bisa diterima oleh pihak RS Prof. dr Ngurah hingga pada tanggal 3 Oktober pasien meninggal dunia. (855)