DENPASAR | patroliopost.com – Indonesia perlu menciptakan destinasi pariwisata yang tangguh, dengan cara memperhatikan potensi dan penanganan krisis dari hulu hingga hilir pada ekosistem pariwisata.
Upaya itu tidak hanya melalui program sektoral, tetapi juga melalui kolaborasi lintas bersama antara pusat dan daerah serta pemangku kepentingan terkait untuk mewujudkan Pariwisata Tangguh (Tourism Resilience).
Untuk itu, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menjalin kerjasama dengan Badan SAR Nasional guna menghindari krisis kepariwisataan di Provinsi Bali. Penandatanganan kerjasama dilakukan oleh Plt Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur, Fransiskus Xaverius Teguh, dari Kemenparekraf.
Sementara Deputi Operasi Pencarian dan Pertolongan, dan Kesiapsiagaan Ribut Eko Suyatno, perwakilan dari Basarnas. Penandatanganan dilakukan di Media Center (BMC), Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Senin (24/7/2023).
Ribut Eko Suyatno mengatakan Basarnas sebagai lembaga pemerintah yang menyelenggarakan urusan di bidang pencarian dan pertolongan tidak dapat bekerja sendiri. Tetapi harus didukung oleh berbagai pihak terkait, dimana mereka turut memegang peranan penting dalam pelaksanaan operasi SAR.
Basarnas dan Kemenparekraf perlu meningkatkan kerja sama di berbagai bidang untuk mendukung kemajuan pariwisata di indonesia.
“Selain itu juga untuk memberikan rasa nyaman dan aman bagi wisatawan, baik wisatawan domestik maupun mancanegara saat menikmati keindahan alam Indonesia,” kata Ribut Eko Suyatno.
Penandatanganan perjanjian kerja sama menjadi dasar sinergi dan kolaborasi peningkatan kesadaran kolektif masyarakat di destinasi pariwisata serta latihan pencarian dan pertolongan.
Langkah kerja sama ini juga merupakan bentuk kesiapsiagaan yang ditempuh bersama-sama untuk menghadapi berbagai macam potensi dan risiko becana yang mungkin terjadi dimasa yang akan datang.
“Kami berharap dengan adanya kerja sama ini destinasi wisata yang nyaman dan aman dapat tercipta dengan baik,” imbuhnya. (pp03)