DENPASAR | patrolipost.com – Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) menggelar aksi Bersih Negeri yang diikuti oleh 34 provinsi di Indonesia. Aksi itu digelar pada Jumat, 8 Maret 2024.
Kegiatan aksi bersih dipusatkan di Kerawang. Sedangkan di Bali, kegiatan yang diikuti oleh Sekertaris Daerah Dewa Made Indra, dipusatkan di mangrove tracking kawasan Tahura Ngurah Rai, Denpasar.
Kegiatan itu melibatkan 305 peserta yang berasal dari LHK Kabupaten/Kota sektor BUMN dan swasta serta masyarakat. Sekda Provinsi Bali Dewa Made Indra berharap aksi bersih negeri itu dapat memberikan gerakan positif kepada masyarakat.
“Kita perlu mengubah mindset bahwa sampah tidak sekadar limbah, melainkan dapat bernilai ekonomi, sehingga terbentuk mindset untuk tidak membuang sampah sembarangan,” ujar Dewa Indra.
Disebutkan, persoalan sampah di Bali diatasi dengan pembangunan TPST/TPS3R di tingkat desa. Sehingga, kata Dewa Indra, penanganan sampah selesai di tingkat desa dan tidak mencemari desa lainnya.
“Aksi bersih-bersih ini tidak hanya bentuk peringatan semata, melainkan secara aktif membangun dan menumbuhkan budaya,” kata Dewa Indra.
Sementara, dari Karawang, Jawa Barat, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya mendorong ekonomi sirkular untuk mengatasi sekitar 36,32 persen sampah di Indonesia.
Siti Nurbaya merujuk data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN). Dari data itu terlihat kinerja pengelolaan sampah nasional 63,68 persen di tahun 2022. Angka tersebut terdiri atas pengurangan 14,26 persen dan penanganan 49,42 persen.
“Sisa 36,32 persen sampah yang belum terkelola dengan baik, harus ditangani. Tidak dapat menggunakan pendekatan linear seperti, membuat, mengonsumsi dan membuang,” kata Siti Nurbaya.
Maka menurutnya, perlu dilakukan pengurangan barang sekali pakai serta mendesain ulang menjadi kemasan yang memiliki ketahanan. Selain itu, perlu juga dilakukan pola produksi yang dapat diguna ulang, didaur ulang, mudah diperbaiki, diisi ulang, serta dikomposkan.
Langkah itu perlu dilakukan mengingat, penggunaan bahan baku sampah plastik dan kertas dalam negeri untuk industri daur ulang masih rendah, atau sekitar 40-50 persen dari kebutuhan industri daur ulang dalam negeri.
Dirinya juga mendorong pemanfaatan bank sampah yang saat ini mencapai sekitar 16 ribu di seluruh Indonesia.
“Bank sampah bisa jadi fasilitas yang menyiapkan sampah daur ulang,” kata Siti Nurbaya. (pp03)