SEMARAPURA | patrolipost.com – Hari pahlawan hari ini adalah hari bersejarah untuk Kabupaten Klungkung. Dimana, Raja Ida Dewa Agung Jambe II dinobatkan sebagai Pahlawan Nasional. Perjuangannya tersohor pantang mundur melawan penjajah kolonial Belanda yang dikenal dengan Perang Puputannya, pada 28 April 1908.
Menanggapi hal tersebut, Ketua DPRD Klungkung, Anak Agung Gde Anom, Jumat (10/11/2023) mengatakan ikut berbangga sebagai warga Klungkung atas penganugerahan tersebut. Perjuangan dari pihak Puri Klungkung bersama pemerintah daerah membuahkan hasil dengan ditetapkannya menjadi pahlawan nasional, bersama dengan lima tokoh nasional lainnya di Indonesia.
“Tak henti-hentinya kami mengucapkan rasa syukur atas penganugerahan ini, semua perjuangan, kepahlawanan Ida Dewa Agung Jambe menjadi inspirasi untuk membangun Kabupaten Klungkung yang lebih baik dan lebih baik lagi karena dari semangatnya tumbuh rasa jengah untuk Klungkung lebih maju,” kata Gung Anom.
Bagaimana tidak, lanjut dia, semua masyarakat Klungkung termasuk Bali tahu bagaimana perang puputan Klungkung terjadi dengan mengajak 3 ribu pasukan termasuk anak istrinya bertarung habis-habisan demi mempertahankan tanah air.
Untuk pengusulannya termasuk berjalan lancar karena dari pengusulan tahun 2020 dan sempat terjeda karena Covid-19, berhasil lolos dan ditetapkan di hari Pahlawan 10 November 2023 ini.
Ditanya terkait raja Klungkung lainnya yakni Ida Dewa Agung Istri Kanya untuk diusulkan menjadi pahlawan nasional, Anom mengatakan sudah dilakukan oleh pihak Puri bersama pemerintah daerah dan masih berproses.
“Ida I Dewa Agung Istri Kanya adalah Ratu Klungkung pada masa pemerintahan 1814 sampai dengan 1850, yang terkenal dengan Perang Kusamba dengan penyerangan balasan terhadap Belanda di Kusanegara yang berujung pada gugurnya pimpinan ekspedisi Belanda Mayor Jenderal Micheils dan beliau juga dikenal dengan “wanita besi” karena telah mampu membunuh jenderal Belanda tersebut,” imbuhnya.
Ia berharap mudah-mudahan setelah ditetapkan Ida Dewa Agung Jambe sebagai Pahlawan Nasional, dilanjutkan dengan Ida I Dewa Agung Istri Kanya. (855)