SEMARAPURA | patrolipost.com – Demam Berdarah Dangue (DBD) menjadi penyakit endemis yang masih diwaspadai di Kabupaten Klungkung setiap tahunnya. Berdasarkan data Sabtu (2/3/2024), terdapat 18 pasien yang dirawat di RSUD Klungkung karena DBD dan didominasi pasien anak-anak.
“Ada 18 orang pasien yang dirawat dengan gejala DBD, ” kata Humas RSUD Klungkung, I Gusti Putu Widiasa, Minggu (3/3/2024).
Dari 18 pasien tersebut, didominasi oleh pasien anak-anak yang berjumlah 11 pasien. Hal ini lantaran daya tahan tubuh anak masih rentan dengan virus dengue yang menjadi penyebab DBD. Serta aktivitas anak-anak yang juga sering bermain di lokasi-lokasi yang menjadi sarang nyamuk Aides Aegypti.
Ditambah cuaca yang tidak menentu, menjadi indikator tingginya angka pasien DBD di Klungkung. Jika berkaca dari tren tahun 2023, puncak kasus demam berdarah di Klungkung terjadi di tiga bulan pertama yakni Januari-Februari-Maret.
Berdasarkan data survailence RSUD Klungkung 2024, catatan pasien DBD bulan Januari sebanyak 59 pasien, Februari 91 pasien dan Maret sudah masuk 3 pasien.
Sementara berdasarkan data Dinas Kesehatan Klungkung, demam berdarah pada Februari mengalami lonjakan mencapai 99 pasien. Jumlah tersebut didapat dari data seluruh Puskesmas yang ada di Klungkung.
Angka tertinggi dari Puskesmas Klungkung II dengan pasien sebanyak 36 orang dan paling sedikit di Nusa Penida I dengan pasien satu orang.
Sementara pada bulan Januari 2024 tercatat pasien demam berdarah sebanyak 52 pasien.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Klungkung, I Ketut Ardana mengatakan, untuk mengantisipasi lonjakan kasus demam berdarah, dilaksanakan kegiatan abatesasi massal di setiap desa.
Kegiatan ini merupakan upaya pengendalian nyamuk penyebab penyakit, dengan pemberian serbuk abate pada tempat-tempat yang digenangi air termasuk bak mandi dan sebagainya dengan tujuan membunuh jentik-jentik nyamuk Aedes Aegypti dan mencegah terjadinya wabah DBD. Kegiatan ini juga sudah diatur dalam SE (surat edaran) Bupati Klungkung.
“Kegiatan abatesasi dilakukan desa pada bulan Februari sampai Maret 2024. Beberapa desa sudah mulai melakukan abatesasi. Semoga bisa menekan angka kasus demam berdarah di Klungkung,” ungkap Ketut Ardana, Minggu (3/3/2024). (855)