DENPASAR | patrolipost.com – Kodam IX/Udayana menggelar acara “Sosialisasi Pembinaan Antisipasi Balatkom dan Paham Radikal” di Aula Udayana, Makodam IX/Udayana, Denpasar, Jumat (5/6/2020). Tema yang diusung, “Waspada Komunisme dan Paham Radikal serta Perang terhadap Covid-19 demi Keselamatan NKRI.”
Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Benny Susianto SIP, dalam sambutannya yang dibacakan Asisten Teritorial (Aster) Kasdam IX/Udayana Kolonel Inf Jemz A Ratu Edo mengatakan, sosialisasi tentang radikalisme perlu diadakan untuk menjaga keutuhan dan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), serta untuk meningkatkan pemahaman wawasan kebangsaan (wasbang) pencegahan paham radikalisme.
Pangdam berharap agar para prajurit Kodam IX/Udayana menyikapi perkembangan situasi saat ini tentang bahaya komunis yang sewaktu-waktu muncul. Paham radikal berupaya menekan kebijakan pemerintah yang sangat mungkin terjadi dan berjalan dibawah permukaan.
“Ideologi Pancasila berpeluang diubah menjadi ideologi lainnya, apabila setiap elemen bangsa Indonesia tidak memahami bahaya laten komunis dan radikal yang sangat mengancam keberlangsungan negara dan bangsa Indonesia,” kata Pangdam.
Saat ini, setiap negara di dunia tengah melakukan upaya penanganan serius untuk memutus mata rantai penyebaran virus Corona (Covid-19). Virus tersebut juga layaknya seperti bahaya komunis yang sewaktu-waktu bisa membuat keresahan dan kehancuran suatu negara.
Ketika sesi diskusi, Kolonel Jemz A Ratu Edo menegaskan bahwa langkah-langkah operasional sistem keamanan terpadu pecegahan radikalisme dapat dilakukan dengan cara mengenali kondisi obyektif, potensi sumber daya manusia (SDM) dan sumber daya alam (SDA), serta budaya. Termasuk perlu mengenali institusi pelaksana, AGHT (ancaman, gangguan, hambatan, dan tantangan) yang ada, serta sasaran tindakan, dan peluang hasil tindakan.
“Selain itu, diperlukan juga sosialisasi tentang wawasan kebangsaan, dan bela negara serta revolusi mental kepada seluruh komponen masyarakat, termasuk ormas dan partai politik,” kata Aster.
Hal itu perlu didukung oleh peran media pemerintah provinsi agar memberdayakan terkait bahaya laten komunis (balatkom), sehingga dapat diwujudkan dengan membentuk suatu Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) yang merupakan perpanjangan tangan dari Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).
Kegiatan tersebut diisi dengan penayangan video sejarah komunis dan diakhiri dengan sesi tanya jawab. Turut hadir Kabid Kewaspadaan Nasional dan Penanganan Konflik Daerah Kesbangpol Provinsi Bali Nyoman Swanjaya, SE, MSi, serta perwakilan personel militer dan PNS dari masing-masing satuan jajaran Kodam IX/Udayana. (246)