DENPASAR | patrolipost.com – Mengingat negara Indonesia dikenal dengan keberagaman dan kekayaan alamnya, namun masih saja ditemukan masyarakatnya mengalami kemiskinan dan kelaparan. Hal ini menggugah dua musisi, Octav Sicilia dan Ras Muhamad berkolaborasi untuk menghasilkan sebuah lagu yang menyuarakan pesan akan kebersamaan, tetapi sekaligus sebagai kritik sosial. Lagu dan video klipnya diluncurkan untuk mengingat 1 tahun ditemukannya virus Corona di Indonesia.
Pecipta lagu sekaligus musisi, Octav Sicilia mengungkapkan bahwa lagu dengan nuansa magis ini berjudul “Tears and Blood”. Adapun lagu tersebut menceritakan keprihatinannya terhadap negara Indonesia. Di negara yang kaya masih adanya rakyat yang alami kemiskinan dan kelaparan.
Sementara lagu “Tears and Blood” dibuatkan video klip oleh Erick EST untuk memperluas dan memperkuat harapan yang ingin disampaikan.
“Idenya berawal dari rasa prihatin karena Indonesia ini negeri yang begitu kaya, tetapi kenapa masih banyak orang yang kelaparan. Ketika masa pandemi, kesenjangan itu makin terasa,” kata pencipta lagu, Octav di Warung Kubukopi, Denpasar, Rabu (3/3/21).
Lagu tersebut ditulis sebelum pandemi, pihaknya menerangkan bahwa sebelum adanya pandemi pun rakyat di negara Indonesia sudah ada yang dilanda kemiskinan.
“Jujur saya tidak akan pernah tahu akan terjadinya pandemi ini, yang pasti sebelum pandemi saya sudah melihat di negara ini adanya seperti itu (kemiskinan). Pandemi melanda bukan hanya negara kita, seluruhnya diguncangkan kejadian ini,” ungkapnya.
Dalam penggarapannya, Octav kemudian mengajak Ras Muhamad untuk berkolaborasi karena penyanyi bergenre reggae dirasa akan memberikan warna yang berbeda. Sehingga musiknya akan bisa dinikmati kalangan yang lebih luas. Sedangkan Octav biasanya memainkan musik yang lebih bernuansa blues dan folk kadangkala dengan sentuhan hip hop dan soul.
Dalam proses lebih lanjut, pentolan grup Antrabes ini bertemu dengan sutradara Erick EST. Saat itu, Erick selain sibuk dengan pekerjaannya juga sedang aktif membantu warga yang membutuhkan bahan pangan melalui gerakan Anti Lapar. Pertemuan itulah yang memicu untuk menyatukan ide antara lagu dan video klip.
Erick menyebutkan bahwa bersama sejumlah elemen lainnya, dirinya membagi-bagikan bahan pangan secara gratis bagi warga yang membutuhkan.
“Aku senang bisa terlibat dalam karya ini karena sejalan dengan pandanganku mengenai apa yang harus dilakukan di masa pandemi,” kata pemilik EST Movie ini.
Aksinya membagi bahan pangan sebenarnya bermula dari keprihatinan atas kebijakan yang dianggap tidak tepat di masa pandemi. Yakni, adanya program untuk mempromosikan Bali dengan mengundang para influencer dan membiayai mereka jalan-jalan ke Bali.
“Itu ironis sekali, karena saat itu sudah banyak orang kesulitan untuk makan, makanya aku bertindak konkret dengan membagikan bahan pangan,” paparnya.
Selain itu, video klip dari lagu “Tears and Blood” pun menggambarkan keragaman bangsa Indonesia dengan menampilkan banyak warna seperti pelangi. Tidak hanya itu, banyaknya simbol-simbol yang digunakan sebagai gambaran negara Indonesia yang kaya namun masih ditemukan rakyat yang dilanda kelaparan.
“Pakaiannya menggambarkan Bhinneka Tunggal Ika, jadi memang waktu itu aku bilang pakaiannya pelangi aja terus dipakai itu saya kasih guntingan gitu. Artinya itu kan pakaian bagus ibarat kita punya sumber daya alam yang banyak tapi masih terjadi orang lapar itu cuma sebagai simbol-simbol,” jelasnya.
Melalui videonya, Erick juga ingin menyampaikan pesan bahwa siapapun akan bisa bertahan di masa pandemi dengan tetap menjaga kreativitas. Jangan segan-segan pula untuk memanfaatkan media-media baru seperti youtube dan platform media sosial lainnya ketika panggung di dunia nyata masih belum bisa diselenggarakan.
Adapun lagu dan video klip diluncurkan hari ini, Rabu (3/3/2021) melalui channel Youtube pada pukul 19.00 Wita. (cr02)