Kepala KPw BI Bali, Trisno Nugroho
DENPASAR | patrolipost.com – Indeks kapasitas usaha di provinsi Bali pada triwulan II — 2020 sebesar -59,7 persen meningkat menjadi 67,59 persen di triwulan III — 2020. Membaiknya kondisi dunia usaha tersebut seiring dengan perbaikan kapasitas usaha.
Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Bank Indonesia menunjukkan bahwa kondisi dunia usaha di Bali pada triwulan III 2020 membaik meski masih berada pada level yang lebih rendah dibandingkan kondisi normalnya. Nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) SKDU pada triwulan III — 2020 berada pada level -33,6 persen tidak sedalam kondisi pada triwulan II — 2020 yang berada pada level -62,1 persen
“Perbaikan kondisi dunia usaha tersebut bersumber dari beberapa sektor utama yaitu akomodasi dan makan minum, pertanian serta perdagangan besar dan eceran,” ucap Kepala KPw BI Bali, Trisno Nugroho, Senin (12/10/2020) di Denpasar.
Perkembangan sektor akomodasi dan makan minum pada triwulan II 2020 menunjukkan Nilai SBT pada level -9,75 persen membaik dibandingkan dengan kondisi triwulan II — 2020 pada level -17,55 persen.
“Kondisi ini didorong oleh dibukanya kembali pariwisata di Bali, adanya long weekend pada bulan Agustus 2020, serta didukung promosi yang dilakukan hotel untuk menarik kunjungan,” sebut Trisno Nugroho
Dijabarkan pula, kinerja pertanian juga membaik dengan Nilai SBT triwulan III 2020 pada level -8,17 persen yang membaik dibandingkan dengan kondisi triwulan II 2020 pada level -12,18 persen. Perbaikan terutama bersumber dari kembali membaiknya kinerja sub sector peternakan yang sempat mengalami penurunan cukup dalam di triwulan II — 2020. Kinerja sektor perdagangan besar dan eceran juga menunjukkan perbaikan dari triwulan II 2020 dengan nilai SBT pada level -8,70 persen menjadi triwulan III 2020 pada level -1 Dimulainya aktivitas Bali Tatanan Normal Baru, diikuti dengan membaiknya kinerja perdagangan terutama untuk perdagangan non kendaraan.
“Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha di Provinsi Bali dilaksanakan setiap 3 bulan,” tuturnya.
Hal ini menurut Trisno Nugroho untuk mendapatkan indikasi dan informasi dini mengenai perkembangan kegiatan ekonomi di sektor riil secara triwulanan, yaitu triwulan yang sedang berjalan dan perkiraan pada triwulan yang akan datang. Survei untuk triwulan III 2020 telah diselenggarakan selama bulan September 2020 terhadap sekitar 129 responden. Hasil dari SKDU ditunjukkan melalui Nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT). Metode Saldo Bersih dihitung berdasarkan selisih antara persentase responden yang memberikan jawaban membaik dibandingkan dengan persentase responden yang memberikan jawaban menurun.
“Hasil Nilai SBT tersebut kemudian dibobot dengan pangsa masing-masing sektor untuk mendapatkan perkiraan perkembangan ekonomi secara keseluruhan,” pungkasnya. (*/wie)