GAZA | patrolipost.com – Zionis Israel terus menggempur Gaza Tengah melalui darat, laut dan udara pada Kamis (28/12/2023). Korban perang Israel-Hamas pun sudah mencapai lebih dari 21 ribu nyawa. Pihak berwenang Palestina terus melaporkan puluhan kematian lagi dan Badan Kesehatan PBB mengatakan ribuan orang berusaha melarikan diri dari pertempuran tersebut.
Tekad Israel untuk membalas serangan kelompok militan tersebut pada tanggal 7 Oktober terhadap Israel sudah diambang batas. Korban tewas di Gaza sudah berlipat ganda dan korban tewas terus berjatuhan setiap hari, kebanyakan anak-anak, wanita dan lansia. Seruan internasional untuk melakukan gencatan senjata dan meredakan krisis kemanusiaan yang memburuk di Jalur Gaza seolah-olah diabaikan Israel.
Dilaporkan reuters, pesawat-pesawat Israel melancarkan tiga serangan di Al Nuseirat di Gaza Tengah, menewaskan tujuh warga dan melukai beberapa lainnya, kata petugas medis pada Rabu malam.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan stafnya telah melihat puluhan ribu orang melarikan diri dari serangan besar-besaran di Khan Younis dan Wilayah Tengah dengan berjalan kaki, menaiki keledai atau naik mobil.
“Tempat penampungan sementara sedang dibangun di sepanjang jalan,” kata pihak WHO pada Rabu (27/12/2023).
Di bidang diplomatik, di mana tekanan internasional terhadap Israel semakin meningkat. Presiden Prancis Emmanuel Macron menyampaikan seruan kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tentang perlunya upaya menuju gencatan senjata yang tahan lama dengan bantuan mitra regional dan internasional.
Pernyataan Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan serangan udara Israel menewaskan 20 warga Palestina pada hari Rabu di dekat Rumah Sakit Al-Amal di Khan Younis di Jalur Gaza selatan. Belum ada komentar langsung dari militer Israel.
Di distrik Al-Maghazi di Gaza Tengah, lima warga Palestina tewas dalam satu serangan udara, kata petugas medis. Sementara di Utara Kota Gaza, para pejabat kesehatan mengatakan tujuh jenazah warga Palestina tiba di Rumah Sakit Al Shifa.
Penduduk di Jalur Gaza Tengah mengatakan saat malam tiba, penembakan tank Israel meningkat di Timur Al-Bureij dan Al-Maghazi di mana tank-tank berusaha menerobos masuk.
Korban Tentara Israel Meningkat
Militer Israel pada hari Rabu melaporkan tiga tentara lagi tewas dalam aksi di Gaza, sehingga total korban militer menjadi 166 orang sejak operasi darat dimulai pada 20 Oktober.
Perang meletus setelah Hamas membunuh 1.200 orang dan menyandera 240 orang dalam serangan lintas batas pada 7 Oktober, hari paling mematikan dalam sejarah Israel. Tanggapan pemerintah Netanyahu telah menghancurkan sebagian besar wilayah Gaza yang dikuasai Hamas.
Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan jumlah korban yang tercatat di daerah kantong itu adalah 21.110 orang tewas dan 55.243 orang terluka dalam serangan Israel. Hampir seluruh dari 2,3 juta penduduk Gaza telah diusir dari rumah mereka.
Banyak negara di Barat dan Timur Tengah telah menyatakan keprihatinannya mengenai meluasnya konflik, termasuk di perbatasan utara Israel dengan Lebanon.
Sebuah sumber keamanan mengatakan pada hari Rabu (27/12/2023) bahwa Hizbullah menembakkan lebih banyak roket dan senjata drone dibandingkan hari sebelumnya.
Sementara itu, militer Israel mengatakan pesawat tempurnya menargetkan situs militer Hizbullah dan tempat lain di Lebanon, dan menteri kabinet Benny Gantz mengatakan situasinya harus berubah.
“Jika dunia dan pemerintah Lebanon tidak bertindak untuk mencegah penembakan terhadap penduduk Israel di Utara, dan untuk menjauhkan Hizbullah dari perbatasan, IDF akan melakukannya,” katanya dalam konferensi pers, Kamis (28/12/2023).
Kemudian di Washington, Presiden AS Joe Biden mengatakan bahwa serangan militer AS di Irak pada hari Senin bertujuan untuk mencegah Iran dan kelompok milisi yang didukung Iran melakukan serangan terhadap personel dan pangkalan AS. Serangan pesawat tak berawak oleh militan yang bersekutu dengan Iran pada Senin pagi telah melukai tiga orang Amerika.
Kementerian Kesehatan Palestina juga mengonfirmasi terkait semakin banyak konfrontasi yang terjadi antara pasukan Israel dan warga Palestina di Tepi Barat yang diduduki sejak perang dimulai. Pada hari Rabu enam warga Palestina terbunuh oleh serangan pesawat tak berawak selama serangan Israel di Tulkarem.
Militer Israel mengatakan pasukannya diserang oleh militan di sana yang melemparkan alat peledak ke arah mereka selama operasi kontra-terorisme. Para penyerang pun dibalas dengan serangan udara yang dilancarkan pesawat angkatan udara Israel.
Konfrontasi tersebut terjadi di kamp pengungsi Nour Shams di Tulkarem, sebuah kota yang menjadi titik konflik di salah satu titik persimpangan utama ke Tepi Barat.
Para saksi mata mengatakan enam pria yang tewas sedang duduk bersama pada dini hari namun tidak terlibat dalam bentrokan dengan pasukan Israel.
“Kami mendengar suara dan teriakan itu, rumah kami dekat sehingga kami keluar untuk melihat,” kata Izzaldin Assaili, salah satu warga yang menjadi saksi atas kejadian tersebut. (pp04)