DENPASAR | patrolipost.com – Saat ini banyak produk perawatan tubuh yang membawa kata “green beauty” yang bermakna produk berbahan baku alami dan ramah lingkungan pada proses produksinya. Namun diimbau para konsumen harus lebih berhati-hati dalam memilih produk perawatan tubuh.
Munculnya merek lokal dengan konsep ini menyikapi perubahan perilaku konsumen selama masa pandemi Covid-19, dimana produk berbahan baku alami dianggap lebih aman dan berisiko lebih kecil terhadap masalah kesehatan. Sehingga para konsumen diimbau perlu jeli dalam mempertimbangkan bahan-bahan alami yang tercantum dalam produk kecantikan dan meluangkan waktu untuk membaca label, walau hal ini bisa menjadi tantangan ketika daftar bahan bakunya cukup panjang dan memakai bahasa latin.
Pemilik BRV Deodorant Jeff Kristianto, yang juga penasihat usaha kecil mengatakan, untuk menjalankan bisnis saat ini seharusnya bekerjasama dan berkolaborasi. “Saat ini tidak bisa bekerja sendiri, karena dunia usaha sangat cepat, sehingga bekerja bersama akan lebih baik,” kata Jeff, di Denpasar, Senin (5/4/2021).
Salah satu produk yang sedang diminati adalah deodoran alami atau natural deodorant. Ada berbagai merek memakai bahan baku yang berbeda dan terkadang membingungkan pembeli, kebanyakan hanya memakai bahan baku dari dapur seadanya, mengambil resep yang beredar bebas di internet, seperti tepung jagung, baking soda, dan minyak kelapa, tanpa ada izin edar dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) dan pengawasan yang benar.
Persyaratan BPOM mewajibkan produsen mencantumkan nama internasional bahan bakunya (international nomenclature cosmetic ingredients) untuk bahan baku tumbuhan atau ekstrak tumbuhan yang dipakai. Jadi, apabila menemukan ada produk yang mencantumkan hanya nama popular saja pada kemasannya, kemungkinan belum melewati proses izin edar BPOM.
Seharusnya membutuhkan pengawasan dan proses produksi yang baik (good manufacturing practice) atau cara pembuatan kosmetik yang baik, yang menjamin bahan baku dan proses produksi dilakukan secara hygiene dan minim risiko. Produk yang memiliki izin edar BPOM selalu mencantumkan nomor notifikasinya dan bisa dicek di website BPOM, BRV Deodorant dengan varian Tea Tree Lemon bernomor NA18210900037 dan Tea Tree Peppermint bernomor NA18210900036.
Deodoran alami disebut aman bagi kesehatan, karena tidak memakai bahan baku aluminium seperti layaknya deodoran yang beredar di pasaran. Aluminium adalah logam non-magnetis yang membentuk gel untuk menyumbat saluran keringat sementara, dapat mencegah keringat mencapai kulit, dan biasa digunakan dalam antiperspiran dan deodoran.
Ada beberapa penelitian yang menunjukkan bahwa, ketika alumunium diserap oleh kulit, mengakibatkan efek seperti estrogen (penyebab kanker) dan alzeimer. Banyak bahan kosmetik yang menjadi perhatian konsumen dalam beberapa tahun terakhir, pemahaman akan penelitian ini sering membingungkan.
Deodoran alami seperti BRV Deodorant tidak memakai paraben, yang biasa digunakan deodoran konvensional sebagai pengawet, dimana produk deodoran alami hanya bertahan 12 bulan saja. Deodoran alami seperti BRV tidak mengandung 12 bahan baku kotor (dirty dozen), yaitu istilah yang diciptakan oleh David Suzuki Foundation sebagai singkatan dari 12 bahan yang perlu diamati dalam produk perawatan pribadi.
Umumnya digunakan dalam kategori item kecantikan, termasuk BHA dan BHT, pewarna tar batubara, DEA (diethanolamine), dibutyl phthalate, pengawet pelepas formaldehida, paraben, parfum, PEG, petrolatum, siloxanes, sodium laureth sulfate, dan triclosan.
Sebagian deodoran alami mengunakan baking soda sebagai bahan baku aktif dalam menghilangkan bau badan. Baking soda terkenal manfaatnya dalam menghilangkan bau pada kamar mandi dan hewan peliharaan, namun bagi sebagian orang, baking soda dapat membuat iritasi kulit — bila menemukan bahan baking soda pada deodoran alami, lakukan tes pada kulit terlebih dahulu.
Sebagian deodoran alami menyebut dirinya sebagai vegan deodorant, artinya sama sekali tidak menggunakan produk hewani dan turunannya, seperti beewax yang diproduksi lebah pekerja. BRV Deodorant adalah salah satu deodoran alami yang tidak memakai beewax, tapi menggantinya dengan candelila wax, yang didapat dari tumbuhan semak, sehingga selain tidak memakai baking soda, BRV juga disebut sebagai produk deodoran vegan.
BRV Deodorant diproduksi di Jimbaran, Kabupaten Badung oleh pabrik kosmetik yang memiliki sertifikat ISO 9001-2015 (quality) dan berpuluh tahun memasok hotel, resort, dan spa internasional di Bali dan berbagai belahan dunia. Produk deodoran alami muncul pada masa pandemi menjawab permintaan pasar akan produk perawatan tubuh yang berisiko rendah pada kesehatan. BRV deodorant memakai minyak atsiri tea tree sebagai anti bakterial dan minyak atsisi murni lainnya seperti lemon, peppermint, lemongrass, lavender, jasmine, dan sebagainya..
Uniknya BRV deodorant menggandeng brand lokal dan persona sebagai mitra kolaborasi, seperti BRV x Dagadu, brand legendaris dari Yogjakarta dengan aroma jasmine citrus dan BRC x Surfer Girl, brand legendaris Bali untuk peselancar muda perempuan dengan aroma tea tree vanilla. Juga bekerjasama dengan Dwico (perancang busana) dan Anneke Jodi,pemain sinetron yang kini bermukim di Bali dengan aroma lavender rose dan sebagainya. (246)