BORONG | patrolipost.com – Satu keluarga korban kebakaran rumah di Golo Tenda, Dusun Leleng Kelurahan Bangkaleleng, Kecamatan Lambaleda Selatan, Kabupaten Manggarai Timur, NTT, Sabtu (4/9/2021), saat ini masih menumpang di rumah keluarga. Ada tujuh jiwa dalam satu keluarga di rumah yang terbakar, terdiri dari suami istri dengan 5 anak.
Kepala Pos Polisi (Kapospol) Mano, Bripka Erick Birudin dan petugas BPBD Kecamatan Lambaleda Selatan Oswaldus Naldi meninjau lokasi kebakaran, Minggu (5/9/2021). Dari hasil penyelidikan sementara, penyebab kebakaran berasal dari tungku yang lupa dimatikan.
Bripka Erick Birudin saat dikonfirmasi patrolipost.com, Minggu (5/9/2021) menjelaskan penyebab terjadinya kebakaran rumah yang menimpa keluarga Gaspar Ganat di Golo Tenda karena pemilik rumah lupa mematikan api tungku. Api di tungku kemudian membakar peralatan dapur, lalu merambat ke dinding dapur.
“Bapak Gaspar Ganat sendiri menerangkan titik api berasal dari dapur dan kemudian merambat ke dalam rumah,” ujar Brika Erick.
Lebih lanjut, Kapospol Mano menambahkan, kejadian berlangsung malam hari disertai angin membuat api berkobar dengan cepat hingga menghanguskan barang-barang dapur seperti piring plastic, karung garam dan kemudian api membesar sehingga merambat hingga ke rumah utama.
Bripka Erick juga menjelaskan peran Gaspar Ganat yang mengevakuasi keluarganya dari amukan api. Selain itu peran tetangga dan seluruh warga kampung juga tidak kalah penting saat menaklukan amukkan si Jago Merah.
“Saat mengetahui rumahnya terbakar, Gaspar Ganat panik dan lansung lari keluar serta mengevakuasi seluruh penghuni rumah. Kemudian semua tetangga dan warga kampungnya datang membantu memadamkan api dan berhasil dipadamkan pukul 05.15 Wita dibantu oleh mobil tangki air milik proyek jalan dari PT Menara yang sedang mengerjakan proyek di jalur Watu Cie,” terangnya.
Saat ini Gaspar Ganat beserta istrinya Regina Jelina serta kelima anak mereka yakni: Yohanes Leovitus Sako, Marianus Heri Pion, Stefanus Tiano, Maria Sultana Wia dan Matildis Cupresia menumpang di rumah keluarga untuk sementara.
Kepada masyarakat, Bripka Erick mengimbau agar lebih berhati-hati dan tidak lalai dalam menggunakan api. Menurutnya, api, air dan beberapa jenis barang lainnya termasuk barang illith, jika jumlah/volumenya sedikit dapat membawa manfaat dan jika melimpah akan membawa malapetaka.
“Saya mengimbau masyarakat agar selalu waspada dan pada saat musim kemarau. Harus lebih hati-hati ketika menyalakan api dan pastikan telah padam setelah menggunakannya, baik dalam rumah, di kebun dan hutan untuk menghindari terjadinya kebakaran,” pungkas Bripka Erick. (pp04)