PADANG | patrolipost.com – Korban meninggal dunia akibat bencana banjir yang menerjang tiga daerah di Sumatera Barat (Sumbar), bertambah menjadi 28 orang. Pencarian terhadap korban pun terus dilakukan.
Dilansir, Minggu (12/5/2024), pukul 14.30 WIB. BPBD Sumbar di Padang mencatat dari 28 orang warga yang menjadi korban meninggal dunia. 16 orang berasal dari Kabupaten Agam dan 11 orang merupakan warga Tanah Datar.
“Daerah asal korban jiwa ini baru data sementara karena sebagian masih belum teridentifikasi,” kata Juru Bicara BPBD Sumbar, Ilham dilansir Antara, Minggu (12/5).
Ia menyebutkan sebagian besar korban meninggal dunia dibawa ke RS Achmad Muctar Bukittinggi dan RSUD Tanah Datar. Sebagian lagi sudah dibawa ke rumah duka.
Menurutnya, tim gabungan masih berada di lapangan karena masih ada korban yang diduga belum ditemukan.
Sementara itu, Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi menyampaikan belasungkawa dan duka yang mendalam bagi keluarga dari korban bencana banjir di daerah itu.
“Kita sudah berkoordinasi dengan semua pihak untuk penanganan pascabencana secepat mungkin,” ujarnya.
Semua organisasi perangkat daerah (OPD) terkait di Pemprov Sumbar sudah diperintahkan untuk turun dan berkoordinasi dengan pemerintah daerah yang terdampak bencana.
“Kami juga berterima kasih pada TNI, Polri, tim SAR, dan semua pihak lain yang telah bahu-membahu untuk mengatasi dampak bencana ini,” katanya.
Ia mengimbau masyarakat yang bermukim di dekat aliran sungai untuk tetap waspada pada potensi bencana banjir karena cuaca masih kurang bersahabat.
Bencana banjir melanda tiga daerah di Sumbar, yakni Kabupaten Agam, Tanah Datar, dan Kota Padangpanjang.
Selain menelan banyak korban jiwa, banjir juga merusak rumah warga dan fasilitas umum seperti jalan dan jembatan.
Terus Lakukan Pencarian
Hujan lebat memicu banjir bandang dan lahar di Sumatra Barat terjadi pada Sabtu malam (11/5/2024). Korban jiwa bisa jadi terus bertambah karena empat orang masih dinyatakan hilang, menurut Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Kelas A Padang, Abdul Malik. Banjir terjadi di Kabupaten Agam, Kabupaten Tanah Datar, dan Kota Padang Panjang.
Untuk Kabupaten Agam, hujan deras bahkan menyebabkan air sungai yang berhulu di Gunung Marapi meluap, sehingga tercipta aliran di “jalur baru” yang membawa “batu-batu besar” dari gunung berapi paling aktif di Sumatra itu ke permukiman di sekitarnya, kata Budi Perwira Negara, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Agam.
“Karena saking derasnya hujan, dia membuat jalur tersendiri,” kata Budi Perwira.
“Banjir ini diikuti dengan material batu besar dari Gunung Marapi.”
Selain korban jiwa, ada pula 16 korban luka dari Kecamatan Canduang, Kecamatan Sungai Pua, dan Kecamatan IV Koto di Kabupaten Agam, kata Budi.
Sedikitnya 110 rumah warga dan tempat usaha serta satu sekolah di tiga kecamatan itu tergenang air, sementara tiga rumah disebut “terbawa arus”.
Budi bilang bencana ini adalah yang “paling parah” yang pernah terjadi di Kabupaten Agam dalam beberapa dekade terakhir.
Sementara itu Ermon Revlin, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Tanah Datar, mengatakan banjir yang terjadi di wilayahnya merupakan kombinasi banjir lahar dingin Gunung Marapi dan banjir bandang akibat naiknya debit air sungai.
“Kalau dilihat sungainya, ada beberapa yang banjir lahar dingin, ada yang tidak,” kata Ermon.
“Yang bukan banjir lahar dingin itu ada yang di Rambatan, terus ada yang di Pandai Sikek. Itu karena debit air sungai tinggi. Karena hulu sungainya bukan di Gunung Marapi itu kalau Pandai Sikek.”
“Banjir yang terjadi sejak semalam ini juga meninggalkan endapan lumpur yang cukup tinggi hingga mencapai betis orang dewasa,” kata Abdul Muhari, Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), dalam keterangan resminya.
“Karena itu, selain upaya pencarian dan pertolongan, tim gabungan pada hari ini juga berupaya melakukan pembersihan ruas jalan Batusangkar-Padang Panjang yang terdampak endapan lumpur.”
Di sisi lain, banjir melanda Kecamatan Padang Panjang Barat dan Kecamatan Padang Panjang Timur di Kota Padang Panjang.
Dua rumah di pinggir Sungai Sangkua disebut “hanyut”, sementara tiga orang sempat hilang “terbawa arus” di Kota Padang Panjang.
Kini, satu dari tiga orang itu telah berhasil ditemukan dan diselamatkan. (305/dtc/ant/bbc)