LABUAN BAJO | patrolipost.com – Anggota Gabungan dari Basarnas Labuan Bajo berhasil menemukan satu korban tenggelamnya Kapal Layar Motor (KLM) Tiana di Perairan Pulau Kambing, Kawasan Taman Nasional Komodo, Selasa (28/06) dinihari. Dengan demikian 2 penumpang tewas dalam musibah ini, dan keduanya merupakan ibu dan anak.
Sebelumnya, anggota gabungan Basarnas yang terdiri dari Tim SAR Labuan Bajo, Pol Airud, TNI AL, Polres Manggarai Barat telah mengevakuasi satu korban meninggal dunia ke Pelabuhan Labuan Bajo.
Dari total 10 orang wisatawan, terdapat 2 wisatawan meninggal dunia dan 1 korban mengalami luka berat tenggelamnya KLM Tiana. Dua wisatawan yang meninggal merupakan wisatawan domestik (Wisdom) yakni ibu dan anak, sementara satu wisatawan yang mengalami luka berat merupakan wisatawan mancanagera (Wisman) asal Denmark dan tengah menjalani perawatan di rumah sakit Siloam Labuan Bajo.
Dua wisatawan yang meninggal dunia dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Komodo. Dua korban tersebut adalah Jamiatun Widaningsih (53) dan anaknya Annisa Fitriani (22). Sementara 7 korban selamat telah menjalani pemeriksaan di Rumah Sakit Siloam Labuan Bajo.
“Korban ada tiga, dua meninggal dan satunya luka berat. Sekarang yang luka berat sekarang ada di Siloam dan dua yang meninggal ada di Rumah Sakit Komodo,” ujar Edy Saryono, Kepala SAR Basarnas Labuan Bajo.
Edy menjelaskan, tim gabungan langsung bergerak menuju lokasi tenggelamnya KLM Tiana untuk mengevakuasi korban selamat dan mencari korban tenggelam.
“Kejadian itu kurang lebih jam lima pagi dan kita dapat laporan itu kurang lebih jam lima tiga puluh pagi dan langsung koordinasi dengan Pol Air, Syahbandar, TNI AL dan Polres Mabar. Kita langsung menuju mengevakuasi yang selamat dan kembali ke Pelabuhan Labuan Bajo. Kronologi informasi dari Kapten pukul 05.00 Wita tiba-tiba angin kencang dan kapal langsung terbalik, kapten berteriak dan mengevakuasi korban yang sudah selamat. Kurang lebih sepuluh penumpang,” ujarnya.
Sebelum tenggelam, KLM Tiana diketahui tengah berlayar menuju Pulau Padar, Taman Nasional Komodo dengan membawa 10 orang wisatawan. Saraswanto (59), salah seorang korban selamat menuturkan, KLM Tiana tenggelam setelah diterjang oleh angin kencang. Kondisi cuaca buruk ini mengakibatkan KLM Tiana tidak melanjutkan pelayaran ke Pulau Padar.
“Kronologinya itu kan saya habis shalat subuh sekitar jam lima lewat delapan, saya keluar kamar ternyata crew dan kapten kapal itu masih tertidur, kapten terbangun setelah saya nyalakan lampu. Saya tanya apa sudah sampai di Padar karena pada saat itu kapal berhenti. Kaptennya bilang kita sudah menuju Padar, tapi balik lagi karena arus sangat kuat dan angin kencang,” ujarnya.
Lanjutnya, pada pukul 05.30 Wita, kapal mulai tidak seimbang dan mendengar suara kayu patah diterjang ombak. Dengan cepat air masuk memenuhi area dalam kapal. Situasi ini terjadi begitu cepat sehingga ia gagal menyelamatkan istri dan anak bungsunya yang tengah tidur di dek bagian bawah.
“Terus saya balik masuk ke kamar. Sekitar pukul 5.30 terdengar suara berderak, kayu patah atau apa begitu. Saya nggak tau karena tiba-tiba kapal itu miring dan terguling. Tiba-tiba air sudah masuk. Saya buru-buru keluar mau nyelamatin anak dan istri saya yang di kamar dek paling bawah. Tapi dicegah ABK karena air sudah memenuhi ruangan itu. Yah, sudah saya pasrah. Korban itu istri saya dan anak saya yang bungsu,” ucapnya sedih. (334)