BORONG | patrolipost.com – Mengadu nasib melalui perjudian sangat jarang membuat orang sukses. Malah, keadaan ekonomi yang sudah buruk bertambah semakin buruk karena kecanduan judi togel.
Togel menawarkan kesuksesan semu. Penjudi togel menaruh harapan pada berlimpahnya uang karena menang togel namun nyatanya banyak kebutuhan rumah tangga tak terpenuhi yang pada ujungnya mengharapkan bansos untuk mencukupinya.
Keprihatinan pada kehidupan pecandu togel pun menjadi perhatian penyanyi Manggarai, Jhon Purnama yang merilis lagu berjudul Kose Le Togel (Hancur karena Togel).
Pada lagu tersebut John Purnama menggambarkan penjudi togel yang hanya berfokus pada prediksi angka keluar dan juga melalui tafsir mimpi. Pekerjaan terbengkalai dan ekonomi rumah tangga pun semakin susah.
“Nipi ita kaba, losa sio Jarang, nipi ita manuk losa sio ular,” demikian Jhon Purnama dalam lirik lagu tersebut. Kalimat tersebut berarti: Mimpi lihat kerbau, keluarnya shio Kuda, mimpi lihat ayam, keluar shio ular.
“Pika kina piara de winam, toe hirau sida dise inang, pika kaba piara data tuam, toe hirau weli baju de anak,” lanjut Jhon Purnama dalam lirik lagu tersebut. Artinya kurang lebih: jual babi yang dipelihara istri, namun tidak menghiraukan tuntutan adat dari orang tua istri. Jual kerbau peliharaan orang tua, namun uangnya tak digunakan untuk beli baju anak.
Meskipun merugikan, judi togel online digandrungi sebagian besar pria Manggarai Raya. Bahkan ada Ayah yang mampu deposit untuk togel online setiap saat, namun anak-anaknya putus sekolah karena alasan tidak punya uang biayai pendidikan anak.
Pantauan patrolipost.com, di Heso Manggarai Timur, para lansia mirip para pelajar jurusan Matematika, Fisika dan Kimia yang selalu berkutat dengan angka-angka. Kemana-mana selalu membawa buku dan pulpen. Isi buku terdiri dari angka-angka yang akan diisi ke beberapa negara yang menjadi bandar judi tersebut seperti Makau, Hongkong, Sidney, Taiwan dan lain sebagainya.
Meskipun menggunakan uang milik sendiri, pecandu togel dan judi slot tentunya menghamburkan uang secara sia-sia. Dan parahnya lagi, pihak berwenang seolah-olah membiarkan pecandu togel dan judi slot serta judi lainnya untuk terus-menerus melakukan kebiasaan yang merugikan tersebut. (pp04)