GIANYAR | patrolipost.com – Festival Desa Wisata Nusantara yang rencananya akan dijadikan even tahunan Desa Mas Ubud, Gianyar dipandang sangat penting dalam upaya meningkatkan dan mempertahankan keberadaan keunggulan pariwisata Provinsi Bali sebagai salah satu daerah tujuan wisata yang terdepan secara nasional. Festival kali ini dibarengi dengan Launching BUMdes Bersama Gianyar Aman, Minggu (28/10/2019).
Pengembangan pariwisata khususnya di Provinsi Bali, tentunya tidak hanya diorientasikan bagi pengembangan kesejahteraan masyarakat sekitar, namun juga agar tetap dapat menjaga dan memelihara nilai-nilai luhur serta kearifan lokal masyarakat, serta harmoni melalui Tri Hita Karana (tiga sumber kebahagiaan).
Oleh karenanya, banyak pihak yang kiranya perlu terlibat dalam peningkatan peran desa dalam pariwisata, tidak hanya dari sisi pelaku pariwisata saja namun juga unsur masyarakat adat. Dalam hal ini, sinergi yang baik antara adat dengan unsur pemerintah daerah khususnya melalui pengelolaan dana desa akan dapat memberikan hasil yang optimal melalui BUMdes.
Menurut Kepala KPw BI Bali, Trisno Nugroho di sela acara menyebutkan, keberadaan pariwisata sebagaimana diketahui telah memberikan sumbangsih besar atau efek domino terhadap perekonomian nasional, khususnya di Provinsi Bali.
“Jika kita kutip hasil perhitungan Badan Pusat Statistik, sumbangsih aktivitas pariwisata terhadap ekonomi Bali di sektor jasa saja mencapai 48,3%. Tentunya bila hal ini didukung oleh sektor-sektor pendukung seperti manufaktur, akan dapat memberikan multiplier effect tidak hanya dari sisi pertumbuhan ekonomi, namun juga penciptaan lapangan kerja,” tukasnya.
Di samping itu, sektor pariwisata merupakan salah satu sektor yang dipandang sangat strategis bagi upaya penurunan defisit neraca transaksi berjalan (current account deficit), di mana saat ini tercatat pada kuartal II 2019 telah mencapai 8,4 miliar dolar Amerika Serikat, atau setara dengan 3 persen dari Produk Domestik Bruto nasional.
Dengan mendorong kinerja sektor pariwisata, kita sama-sama mengharapkan bahwa wisatawan asing akan semakin tertarik untuk datang dengan lama tinggal dan nilai belanja yang berkualitas.
“Tentunya kita sama-sama harapkan sumbangan pariwisata dapat melengkapi upaya-upaya pemerintah pusat dalam mendorong ekspor, atau mengurangi impor demi perbaikan posisi neraca transaksi berjalan tersebut,” ucapnya.
Dalam rangka memberikan perhatian pada sektor Pariwisata, pada tahun 2019 ini, Bank Indonesia juga memberikan pendampingan teknis kepada beberapa desa-desa wisata yang ada di Bali ini, salah satunya di Gianyar yaitu Desa Tampaksiring. Beberapa desa lain yang pernah diberikan bantuan teknis yaitu Desa Paksebali di Klungkung dan Desa Pinge di Tabanan.
“Selain itu kami juga terus berupaya untuk memberikan sumbangsih kami dalam infrastruktur fisik melalui kerangka Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) yang ada,” imbuhnya.
Fokus pendampingan yang kami lakukan saat ini adalah pada upaya penciptaan 3A2P yaitu Access (peningkatan kualitas aksesibilitas ke lokasi-lokasi wisata), Amenities (dukungan manufaktur dan jasa terhadap industri pariwisata), dan Attractions (terciptanya atraksi-atraksi wisata yang berkualitas sehingga dapat menjadi insentif wisatawan khususnya mancanegara untuk hadir).
“Ketiga A tersebut didukung oleh 2P yaitu Promotion dan People, yaitu memberikan promosi yang gencar serta pembangunan kualitas SDM pariwisata yang andal,” tandasnya seraya menambahkan, Bali mesti memiliki Desa Wisata Plus, artinya desa wisata uang terintegrasi satu sama lainnya.
Dengan terselenggaranya Festival Desa Wisata Nusantara ini, diharapkan antusiasme pengunjung dan peserta dapat diraih, sehingga dapat menjadi momentum bagi pengembangan pariwisata sebagai salah satu mesin pendorong ekonomi di Provinsi Bali.
“Kami juga mengharapkan sinergi yang baik dapat tercipta antara Bank Indonesia dengan Pemerintah Daerah, sehingga pendampingan dalam desa wisata ini dapat berjalan dengan optimal demi kinerja pariwisata yang lebih baik,” tutup Trisno.
Hadir dalam kesempatan ini, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, yang dalam hal ini diwakili oleh Deputi Bidang Kerja Sama Industri dan Antar Lembaga, Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati, Bupati Gianyar, Wakil Bupati Gianyar, Ketua DPRD Gianyar, perwakilan Polda Bali, perwakilan Kodam IX Udayana serta Kepala Desa se-Gianyar. (473)