SEMARAPURA | patrolipost.com – Krama Banjar Tengah, Desa Adat Timuhun, Banjarangkan, Klungkung, menggelar karya di Pura Pucak Jati. Karya piodalan dirangkaikan dengan karya Mlaspas, Caru Rsi Gana, Panca Kelud, Mecaru Lebah puncaknya pada Saniscara Kliwon, Sabtu (22/2/2025).
Karya dipuput Ide Pedanda Istri Ngurah Tembau dari Gerya Sengkiding, Desa Aan, Banjarangkan, Klungkung dihadiri anggota DPRD Provinsi Bali, Tjokorda Gede Agung, anggota DPRD Klungkung, I Wayan Buda Parwata, Camat Banjarangkan, Dewa Komang Aswin dan sejumlah undangannya lainnya.
Karya kali ini melanjutkan karya lebih besar sebelumnya yang sudah digelar beberapa tahun lalu. Selain itu, karya ini digelar karena sudah rampungnya pembangunan sejumlah palinggih.
Yang unik dari Pura Pucak Jati ini, disalah satu pohon yakni kepah yang tumbuh di areal Jeroan Pura mengeluarkan air dua warna yakni warna kuning keemasan dan warna perak. Air ini disucikan bahkan masyarakat menyebut tirta. Tirta ini langsung dipergunakan sebagai tirta suci.
Selain itu, di Pura ini juga “madue” minyak obat dipercaya atau diyakini mengobati penyakit dalam.
Kontan saja setiap wali/piodalan di pura ini pemedek sangat ramai. Bukan saja dari desa setempat akan tetapi luar desa, luar kabupaten.
Bahkan pura ini banyak didatangi orang luar untuk “nunas “doa agar sukses salam usaha, karier, kesehatan, keselamatan dan lain sebagainya.
Dari Pura yang ada diketinggian perbukitan ini para pemedek dapat melihat keindahan Gunung Agung, Lembah, suara aliran sungai, pemandangan lepas Pulau Nusa Penida serta keindahan Desa Selisihan yang ada di bawah.
Bendesa Adat Timuhun, I Wayan Widana didampingi Kelihan Banjar Tengah, Putu Edy Artawan di sela-sela karya mengatakan karya ini digelar untuk melanjutkan karya yang sudah pernah digelar sebelumnya beberapa tahun lalu. Selain itu, karena sudah rampuhnya pembangunan sejumlah palinggih.
”Untuk ‘nyangra’ karya ini krama sejak beberapa bulan sudah mempersiapkannya dengan gotong royong,” ujar Bendesa Adat Timuhun.
Dikatakan, petirtaan di Pura Pucak Jati kali berlangsung hingga Selasa (25/2/205) mendatang.
Sementara, Jro Mangku Dalem didampingi Jro Mangku Pura Pucak Jati menyampaikan soal tirta “medal” melalui pohon kepah yang ada di Jeroan Pura itu sudah ada dan berlangsung sejak turun temurun. Uniknya dalam satu pohon besar berumur ratusan tahun ini ada dua lubang tirta dengan warna yang berbeda yakni warna kuning keemasan dan warna perak.
Dikatakan, setiap puja wali di Pura ini, Ide Betara Pucak Jati tidak “lunga” ke beji seperti di pura yang lainnya, namun berlangsung di tempat ini. Tirta dua warna ini langsung diberikan kepada para pemedek. Selain itu, di pura ini juga ada minyak yang diyakini sebagai obat khususnya penyakit dalam.
“Pohon kepah ini mengeluarkan dua jenis warna tirta yakni warna kuning keemasan dan warna perak. Dua tirta ini langsung diberikan kepada para pemedek,” jelas Jro Mangku Dalem. (855)