BANGLI | patrolipost.com – Pasca hancurnya jaringan pipa, sudah hampir sepekan beberapa wilayah di Kota Bangli tidak teraliri air PDAM. Realita ini tentu membuat kelimpungan beberapa pemilik usaha, salah satunya pemilik usaha rumah makan. Bahkan mereka sudah ancang-ancang tutup usahanya untuk sementara waktu.
Pemilik usaha rumah makan ‘Pan Nace”, Putu Desi mengaku dibuat binggung dengan kondisi yang terjadi. Pihaknya memaklumi ngadatnya air karena terjadi kerusakan jaringan pipa akibat bencana.
”Walaupun pendistribusian air dilakukan bergilir, sudah sejak lima hari kami tidak dapat air,” ujarnya, Kamis (13/7/2023).
Kebutuhan air memang sangat vital yakni digunakan untuk memasak dan mencuci perabotan. Sejauh ini untuk memenuhi kebutuhan air, mengandalkan stok air yang ditampung dalam tendon air. Hampir lima hari digunakan stok air dalam tandon menipis dan cukup untuk hari ini saja.
”Jika air tidak mengalir hari ini praktis kami tidak bisa bekerja, sehingga tempat usaha kami tutup sementara menunggu air kembali mengalir,” kata pemilik usaha warung makan yang beralamat di Jalan Airlangga Bangli ini.
Menurut Putu Desi, pihaknya terpaksa membatalkan order yang masuk, karena tidak ada kepastian air bakal mengalir. Dalam menunjang usahanya, dia mengaku mempekerjakan 8 orang karyawan.
Disinggung kenapa tidak memanfaatkan air yang didistribusikan lewat mobil tangki, Dia mengatakan memang ada pendistribusia air via mobil tangka. Namun demikian pihaknya tidak mungkin memanfaatkan air tersebut untuk menunjang usahanya.
”Kami tidak tahu air yang didistribusikan itu sumbernya dari mana dan juga mutu airnya. Jadi, kami menunggu mengalirnya air PDAM saja,” ungkap Putu Desi.
Terpisah Kabag Teknik, Perumda Air MinumTirta Danu Arta Bangli, Ida Bagus Prenawa tidak menampik kalau layanan air di Jalan Airlangga ke Timur sampai Sidembunut terganggu. Walaupun dilakukan pola bergilir beberapa daerah layanan tidak kebagian air.
”Mudah- mudahan dengan tuntasnya pengerjaan jaringan pipa Gamongan air bisa kembali normal. Kami juga memohon masyarakat bersabar, apa yang terjadi saat ini karena faktor alam dan manajemen berusaha secepatnya melakukan perbaikan,” kata IB Prenawa. (750)