NUSA PENIDA | patrolipost.com – Jembatan penghubung atau Movable Bridge (MB) di Dermaga Apung Toya Pakeh, Nusa Penida, rubuh Kamis, 15 Desember 2022 sore. Sedikitnya 30 wisatawan asing sempat terjatuh ke laut dalam insiden naas itu.
Seluruh korban yang tercebur ke laut dapat dievakuasi dengan selamat. Sebagian mengalami luka ringan.
Terkait rubuhnya jembatan penghubung itu, Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Bali Samsi Gunarta menjelaskan, saat peristiwa terjadi, wisatawan hendak bertolak ke Sanur menggunakan Kapal Sari Nusa GX Semabu Hills.
Kapal tersebut mengangkut 129 penumpang dan telah sandar dengan sempurna di dermaga. Hanya saja, menurut Samsi, posisi buritan kapal terlalu mendekati ujung jembatan.
“Hal itu mengakibatkan antrean penumpang berada di atas jembatan. Ada sekitar 35 penumpang berdiri di atas jembatan penghubung sehingga strukturnya tidak kuat menahan beban,” kata Samsi di Denpasar, Jumat, 16 Desember 2022.
Beban yang terlalu berat mengakibatkan jembatan sepanjang 16,74 meter dengan lebar 1,5 meter itu patah pada jarak 6 meter dari dermaga. Sebanyak 30 penumpang yang masih berdiri di atas jembatan tercebur ke laut.
“Seluruh korban dapat dievakuasi dalam keadaan aman dan selamat. Sejumlah penumpang mengalami luka ringan dan melaporkan kerusakan barang elektronik berupa ponsel,” jelas Samsi.
Dikatakan Samsi, pemasangan Dermaga Apung dan jembatan penghubung di Pelabuhan Toya Pakeh merupakan paket pekerjaan Satker Strategis Ditjen Perhubungan Laut di Jakarta tahun 2022.
Pelaksana proyek telah melakukan serah terima atau PHO dan memasuki masa pemeliharaan. Pada 12 Desember 2022 dilakukan uji coba pemanfaatan jembatan dan Dermaga Apung.
“Beberapa kondisi dipersyaratkan, termasuk pembatasan jumlah penumpang yang diperbolehkan ada di atas jembatan,” jelasnya.
Pelabuhan Toya Pakeh sudah beroperasi sejak tahun 1990. Samsi mengungkapkan, pekerjaan pelabuhan Toya Pakeh adalah pekerjaan terpisah dengan Pelabuhan Segitiga Sanur-Bias Munjul-Sampalan. (pp03)