MANGUPURA | patrolipost.com – Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) World Tourism Network (WTN) Travel Summit dibentuk sebagai jaringan pariwisata dunia yang mengadvokasi Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) akan diselenggarakan di Renaissance Resort & Spa Uluwatu 6-8 Februari 2023 mendatang. KTT akan memilih dan menghadirkan sebanyak 200 pelaku UMKM, 36 maskapai dan 50 pembeli berkualitas dari seluruh dunia. Dari 200 pelaku UMKM tersebut, sebanyak 40 persen diantaranya adalah UMKM Bali.
Hal ini disampaikan Ketua WTN Indonesia Muddi Astuti saat dijumpai di kegiatan press coference Uniting Global Tourism for Peace & Wellbeing SME’s in tourism matter big di Renaissance Resort & Spa Uluwatu, Kamis (3/11/2022).
Muddi Astuti mengatakan KTT ini bertujuan untuk menyatukan pariwisata global dalam perdamaian dan kesejahteraan serta membawa pariwisata Indonesia sebagai wadah menuju masa depan yang lebih baik. Adapun WTN adalah jaringan pemangku kepentingan dan pakar pariwisata di 128 negara, mempunyai misi menciptakan kebangkitan pariwisata dengan memfasilitasi jaringan bisnis pariwisata global, memantau dampak sosial, ekonomi, dan ekologi pariwisata dengan menunjukan Indonesia sebagai model untuk pariwisata yang aman dan terjamin.
“WTN Indonesia dibentuk sebagai bagian dari jaringan internasional oleh para ahli yang berbasis di Honolulu, Hawaii – USA. WTN Global dikenal sebagai jaringan pariwisata dunia yang mengadvokasi usaha mikro kecil menengah,” katanya.
Menurutnya, kegiatan yang pertama kali digelar di Bali ini nantinya akan dirangkaikan dalam bentuk pertemuan, seminar, pameran dagang, investasi, deklarasi, hingga perjalanan pasca kegiatan untuk mempromosikan Bali, Kupang, Labuan Bajo, Toraja Makassar, Mandalika Lombok, dan Likupang Manado sebagai destinasi super prioritas.
Muddi menjelaskan umumnya kegiatan taraf internasional di Indonesia hanya dimanfaatkan sebagai wadah promosi bagi Indonesia ke luar negeri, sementara dengan konferensi yang berlangsung pada Februari 2023 mendatang ini dapat menjadi pertemuan dua arah yang saling menguntungkan. Sehingga Warga Negara Asing (WNA) akan memiliki keterikatan interaktif dengan produsen pariwisata Bali atau yang ada di Indonesia.
“Bagaimana caranya mendapat kerjasama dengan pasar Amerika misalnya, jadi ada dialog antar sesama pemain begitu sebaliknya, untuk bekerjasama,” sebutnya.
Selanjutnya, dalam kegiatan ini diharapkan dapat menggaet sebanyak 200 pembeli dari sektor terkemuka, influencer pariwisata, para ahli di bidang keamanan dan keselamatan, perhotelan, penerbangan secara global.
“Komitmen kami untuk fokus pada apa yang baru di kancah global dan menggunakan KTT ini sebagai wadah pembelajaran dan berbagi untuk Pariwisata Medis dan Usaha Kecil Menengah, membawa para ahli dan jaringan global adalah cara untuk meraih kesempatan bersaing sebagai destinasi dan potensi negara,” tutur Muddi Astuti.
Sementara itu, Ketua Bali Tourism Board Ida Bagus Agung Partha Adnyana memaparkan WTN menyediakan wadah bagi industri swasta untuk menghasilkan pendapatan dan lapangan kerja juga menciptakan jembatan antara UMKM, anggota industri besar dan sektor publik. Tentunya ini sangat penting adanya kolaborasi bersama untuk memajukan Bali sebagai destinasi pariwisata bermutu yang dapat memberikan impact kepada seluruh masyarakat Bali.
“Hal ini juga merupakan peluang yang sangat baik bagi para pemangku kepentingan di Indonesia menghasilkan bisnis khususnya dengan memberdayakan SDM dan UMKM untuk meningkatan perekonomian Bali,” tandasnya. (030)