JAKARTA | patrolipost.com – Hati-hati. Ini peringatan bagi mereka penyayang kucing. Guru Besar Universitas Airlangga (Unair) Chairul Anwar Nidom mengatakan, kucing merupakan hewan yang paling rentan terinfeksi Covid-19. Dari penelitian yang telah dilakukan, penularan virus Covid-19 antarkucing ternyata melalui droplet yang masuk ke saluran pernapasan.
”Seperti kasus harimau bernama Nadia dari Kebun Binatang di The Bronx Zoo, New York, Amerika Serikat, dan beberapa kucing terinfeksi virus korona,” kata Prof Nidom seperti dilansir dari Antara, kemarin.
Dia menjelaskan, kucing merupakan hewan yang paling peka terinfeksi infeksi Covid-19. RNA virus dari droplet kucing yang tertular bisa diuji melalui bilasan hidung (nasal turbinate), langit-langit mulut (soft palates), organ tonsil, trakhea, dan juga usus kucing (tidak dominan). Antibodi virus Covid-19 juga terdeteksi pada kucing yang sengaja diinokulasi dan kucing yang tertular melalui droplet.
”Kucing, selama ini dapat terinfeksi Feline dan Canine coronavirus (FCoV dan CCoV) melalui reseptor aminopeptidaseN (APN), yang merupakan reseptor Alphacoronavirus, dan juga bisa terinfeksi oleh human coronavirus (HCoV-229E), tanpa menunjukkan gejala klinis,” ujar Nidom.
Menurut dia, munculnya virus FCoV-II pada kucing menunjukkan ada ko-infeksi antara FCoV-1 dan CCoV-II kemudian melakukan rekombinasi dan menghasilkan strain baru yaitu FCoV-II. Selain itu, FCoV- 1/CCoV-1 dan FCoV-II/CCoV-II punya kesamaan spike (protein S) yang bisa mengacaukan reseptor spesifik dari setiap strain virus.
”Fenomena kucing sebagai hewan yang bisa tertular virus Covid-19 baik di alam maupun di laboratorium, memunculkan kekhawatiran. Mengingat selama ini, hanya hewan liar yang diduga sebagai sumber atau perantara virus Covid-19,” terang Nidom.
Meski begitu, Nidom mengatakan, sampai saat ini, belum ada bukti bahwa hewan yang terinfeksi virus Covid-19 dari manusia berperan dalam penyebaran virus itu. ”Wabah Covid-19 yang terjadi saat ini lebih disebabkan oleh kontak dari orang ke orang,” tutur Nidom.
Menurut Nidom, hewan memiliki kemampuan untuk menjadi rumah tempat tinggal yang nyaman bagi beberapa virus infeksius. Selain itu, di dalam tubuh hewan, virus akan bersembunyi, berdamai dengan sistem imun host untuk mencapai suatu fase homeostasis, atau bahkan membangun kekuatan baru untuk kemudian siap dilepas ke lingkungan menjadi virus baru yang lebih ganas, bagai teori Paradoks Peto pada kejadian kanker.
”Menilik fakta baru peran kucing dan hewan peliharaan lain, baik sebagai reservoir atau penyebar virus Covid-19, perlu lebih waspada melalui langkah-langkah strategis,” ujar Nidom.
Langkah pertama adalah surveilans aktif terhadap kucing dan anjing peliharaan atau kucing jalanan (stray cats) dan hewan lain terhadap Covid-19. Selanjutnya pemeriksaan rutin kesehatan kucing, anjing, dan hewan peliharaan lain agar bisa dipastikan tidak membawa Covid-19.
”Hal ini penting untuk mitigasi wabah Covid-19 dan pemutusan penyebaran virus dalam ruang lingkup yang lebih kecil serta sebagai early warning system atau sistem peringatan dini terhadap potensi wabah penyakit infeksi,” tutur Nidom.(305/jpc)