BORONG | patrolipost.com – Sekretaris Dinas Kesehatan Manggarai Timur (Matim), Pranata Kristiani Agas menegaskan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Matim melalui Dinkes akan berkomitmen melayani masyarakat yang menderita penyakit tertentu seperti stroke dan ODGJ.
Hal ini disampaikan Ani Agas (sapaanya) saat Dinkes Matim mengunjungi Anastasia Sedis penderita ODGJ dan adiknya Maria Jemida yang menderita stroke di Kampung Lemo, Desa Mokel, Kecamatan Kota Komba Utara, Jumat (25/02/2022).
“Sangat disayangkan penyakit sudah lama tapi belum ada penanganan serius. Dinas Kesehatan berkomitmen melayani, menjangkau dan memberikan pelayanan secara maksimal untuk pasien ODGJ yang belum mendapatkan perhatian,” katanya.
Kedatangan Dinas Matim merupakan bentuk respon atas kisah Anastasia dan Maria warga yang sudah 20 tahun hidup sebatang kara di rumah kecil berukuran 4 kali 5 meter, tanpa lampu penerangan listrik dan MCK.
Dalam kunjungan tersebut, Ani Agas bersama rombongan menyerahkan paket sembako untuk Anastasia Sedis dan Maria Jemida yang diterima langsung Vincen Naur, anak Anastasia.
Ani Agas didampingi dr Richie Sudarmono juga sempat berikan penghiburan dan penguatan untuk kedua ibu tersebut, serta memberikan edukasi untuk keluarga.
Di sela-sela kunjungan, Ani Agas berterima kasih kepada media yang sudah memberikan informasi melalui pemberitaan terkait kondisi Anastasia Sedis yang menderita ODGJ dan Maria penderita stroke.
“Kepedulian dan pelayanan terhadap ODGJ tidak harus dari Dinas Kesehatan sebagai OPD teknis untuk menangani kesehatan masyarakat dalam hal ini kesehatan jiwa. Namun semua itu menjadi peranan dan tanggung jawab bersama dari semua pihak,” ungkapnya
Ani Agas juga menjelaskan hasil kajian secara klinis Anastasia menderita kecemasan yang memang harus segera ditangani. Ani Agas menambahkan, dari hasil kajian yang didapat, sakit yang diderita Anastasia kambuh saat malam hari.
“Biasanya secara psikologis ketika kita berada dalam situasi yang kurang akses terhadap cahaya akan muncul perasaan negatif,” ujarnya.
Ia berharap, peran dari berbagai sektor dapat bersinergi dalam membantu kesembuhanAnastasia Sedis.
“Pelayanan kami sebatas memberikan pelayanan klinik atau memberikan terapi pengobatan untuk kesembuhannya. Namun perlu diingat pasien ODGJ tidak hanya penanganan secara klinis saja tetapi ada hal-hal psikososial yang harus disentuh. Memberikan edukasi terkait cara penggunaan obat dan bersama hilangkan stigma negatif terhadap pasien ODGJ,” tandasnya
Lebih lanjut Ani Agas menegaskan terkait penanganan pasien ODGJ Pemda Matim akan terus konsisten dalam pemenuhan terapi klinis. Prinsipnya siapapun manusia yang hidup di bumi ini semua punya hak sama untuk mendapatkan cinta dan kasih sayang.
“Saya sudah memberikan edukasi ke pihak keluarga untuk ikut berperan aktif membantu pemulihan kesehatan jiwa ibu Anastasia lewat pemberian obat. Kami percaya bahwa dari berbagai penanganan klinis, beberapa pasien ODGJ sudah banyak yang sembuh ketika rutin mengonsumsi obat secara teratur dan terbukti banyak sekali perubahan secara signifikan,” tambahnya.
Terkait dengan ibu Maria Jemida yang menderita stroke, Ani Agas menjelaskan pihaknya sudah melihat kondisi dan keadaannya.
“Sakit yang dialami Maria, akibat dulu pernah terkena epilepsi sehingga jatuh dan terkena benturan dan akhirnya menderita stroke,” imbuhnya.
Menurut Ani Agas, penyembuhan memang sangat susah. Pihaknya hanya bisa memperbaiki kualitas hidupnya dalam hal ini membuat Maria mengurangi rasa sakitnya dan memperbaiki keadaan gizinya. Selain itu, Ani Agas berjanji akan mengusahakan penerangan dan MCK untuk Anastasia dan Maria. (pp04)