Kuota di SMAN 1 Tembuku Telah Terpenuhi

daftar ulang
Siswa lakukan pendaftaran ulang di SMAN I Tembuku. (ist)

BANGLI | patrolipost.com – Proses pendaftaran ulang bagi siswa baru berlangsung di SMAN 1 Tembuku. Sekolah yang berada di wilayah Desa Undisan, Kecamatan Tembuku, Bangli ini memiliki kuota 288 siswa. Di tengah berlangsungnya proses daftar ulang, ternyata ada sejumlah siswa yang baru mendaftar lantaran tidak diterima di sekolah lain.

Kepala SMAN 1 Tembuku Komang Warsa mengatakan pada pelaksanaan penerimaan peserta didik baru (PPDB) tahun ajaran 2024/2025, SMAN 1 Tembuku membuka 8 rombongan belajar (Rombel). Masing-masing Rombel/kelas diisi 36 orang siswa. Maka itu kuota tahun ini sebanyak 288 siswa.

Dari proses yang telah berjalan, siswa yang mendaftar sebanyak 286 orang siswa. “Dari kuota yang ditetapkan masih kurang 2 orang siswa,” ujarnya, Selasa (9/7/2024).

Lanjutnya, saat ini sedang berlangsung proses pendaftaran ulang bagi calon siswa baru. Pendaftaran ulang dijadwalkan sampai Rabu (10/7/2024).

Menurut Kasek asal Karangasem ini ada beberapa siswa yang baru mendaftarkan diri. Siswa tersebut sebelumnya sudah mendaftar di sekolah lain namun tidak lolos. Menurut Komang Warsa, siswa tersebut saat melakukan pendaftaran hanya memilih satu sekolah saja.

“Saat pendaftaran siswa harusnya mengisi pilihan pertama dan pilihan kedua. Tapi ini hanya memilih satu sekolah saja,” ungkapnya.

Siswa yang belum terdaftar ini, akhirnya menjadi siswa tercecer. Berkaitan dengan hal ini, Komang Warsa akan berkoordinasi ke dinas pendidikan. “Tidak boleh ada siswa yang tercecer, sekolah wajib memfasilitasi kebutuhan pendidikan. Ini sekolah negara, sekolahnya masyarakat. Kami akan koordinasikan dengan pimpinan,” ujarnya.

Melihat kondisi sekolah, daya tampung sekolah hanya 8 kelas. Ketika siswa yang datang lebih banyak, tentu harus dicarikan solusi. Jika jumlah siswa melebihi dalam 1 Rombel tentu mendapat penilaian merah pada data pokok pendidikan (Dapodik).

Kata Komang Warsa saat ini yang menjadi kendala kurangnya ruang kelas. Sehingga tidak memungkinkan untuk menambah Rombel lagi.

“Dengan lahan sekolah seluas 78 are tidak mungkin lagi membanguan ruang kelas, tiap tahun kami hanya mencarai 8 Rombel saja,” sebut Komang Warsa. (750)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.