SINGARAJA | patrolipost.com – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI Kembali menyerahkan bantuan 1 unit mesin PCR (Polymerase Chain Reaction) untuk RSUD Buleleng. Dengan demikian, RSUD Buleleng saat ini memiliki dua unit mesin PCR. Bantuan itu akan lebih memaksimalkan uji specimen dalam penanganan Covid-19, hingga bisa 160 kali sehari.
Direktur Utama (Dirut) RSUD Buleleng, dr Putu Arya Nugraha SpPD mengatakan, bantuan yang diusulkan ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) itu tiba Sabtu (3/1/21). Ia menyebut, usulan untuk mendapat bantuan tambahan mesin PCR dengan pertimbangan sebagai antisipasi jika sewaktu-waktu mesin PCR sebelumnya mengalami kerusakan.
“Setelah melihat daerah lain mesin PCR rusak, kami lantas berinisiatif bersurat ke BNPB. Tidak semua disetujui, karena ada pertimbangan kinerja pelayanan kepada masyarakat,” kata Arya Nugraha, Minggu (4/1/2021).
Menurut Arya Nugraha, BNPB dan Kemenkes RI, selama ini telah memantau pelayanan PCR di semua wilayah Indonesia. Salah satunya di RSUD Buleleng pelayanan uji tes usap (swab test) berjalan baik dan itu yang meloloskan usulan agar Buleleng mendapat bantuan tambahan mesin PCR.
“Ada konsep untuk back-up dan dinilai progress pelayanan PCR di RSUD Buleleng berjalan baik,” ujarnya.
Lebih lanjut dr Arya Nugraha mengatakan, untuk mengoperasikan mesin PCR itu, pihaknya telah memiliki satu tenaga ahli. Yang kurang adalah tenaga analis terlatih.
“Yang perlu ditambah adalah tenaga analis terlatih. Kami latih secara kontinyu, dengan sistem TOT. Jadi yang sudah dilatih di RS Bali Mandara, mereka melatih teman-temannya sendiri di RSUD Buleleng,” jelas Arya Nugraha, sembari menyebut tenaga analis terlatih yang ada ditambah admin yang mengurus dokumen IT serta penerima sample jumlahnya sekitar 15 orang sampai dengan 20 orang.
Lebih lanjut dr Arya mengatakan, satu unit mesin PCR hanya mampu melakukan uji PCR per hari sekitar 40 sampel sampai 80 sampel. Namun jika diakumulasi, satu mesin PCR yang sudah ada itu mampu menguji 1.500 spesimen.
“Kita butuh satu hari waktu ujinya. Sample diambil pagi, sorenya sudah keluar. Kalau sudah beroperasi dua unit, berarti sekitar 160 spesimen per harinya mampu diuji,” tandasnya. (625)