MANGUPURA | patrolipost.com – KemBali Becik, komunitas peduli lingkungan asal Bali melakukan survei emisi gas rumah kaca pada wisatawan domestik dan Internasional serta pelaku bisnis pariwisata di Bali.
Survei dilakukan pada Juli 2023 dengan menjaring 1011 wisatawan dan 325 bisnis yang mencakup bidang akomodasi, transportasi, dan restaurant.
Project Lead KemBali Becik Michelle Winowatan mengungkapkan, survei dilakukan untuk memahami kontribusi sektor pariwisata terhadap emisi karbon. Termasuk, mengidentifikasi peluang intervensi dari sektor swasta maupun pemerintah untuk mengurangi emisi tersebut.
“Kami berusaha sebisa mungkin untuk bersinergi dengan pemerintah maupun sektor swasta dan mendukung upaya pemerintah mempercepat mewujudkan net zero emission,” kata Michelle Winowatan, Rabu (27/9/2023).
Michelle menambahkan, saat ini pihaknya konsisten mengedukasi publik dan wisatawan yang ada di Bali. Seperti diketahui, jumlah penduduk Bali saat sekitar 4,3 juta jiwa. Sedangkan, jumlah wisatawan asing pasca pandemi menyentuh angka 18.000 hingga 20.000 per hari.
“Jadi menurut kami penting untuk upaya edukasi, wisatawan menjadi lebih sadar dan bertanggungjawab terhadap lingkungan di Bali,” kata Michelle.
Lebih lanjut Michelle memaparkan, survei ini menunjukkan emisi gas rumah kaca harian yang dihasilkan dari aktivitas wisata di Bali mencapai 0,02479 ton CO2 per orang per hari. Angka ini setara dengan 3.016 smartphones yang terisi daya.
Hasil survei juga menjelaskan, rata-rata wisatawan menghabiskan waktu sebanyak 14 hari di Bali dalam sekali kunjungan. Dari rata-rata kunjungan tersebut, emisi gas rumah kaca yang dihasilkan sebanyak 0.34709 ton CO2 per orang per kunjungan atau setara dengan 42.221 smartphones yang terisi daya.
Sementara itu, data dari Badan Pusat Statistik Provinsi Bali di tahun 2022 menunjukkan, terdapat 10,2 juta wisatawan yang berkunjung ke Bali. Dari data tersebut wisatawan di Bali menghasilkan 3,5 juta ton CO2 pada tahun 2022.
Total yang diproyeksikan emisi Bali pada tahun 2022 adalah sekitar 5,5 juta ton CO2 berdasarkan data dari Rencana Pembangunan Rendah Karbon Daerah, Bappeda Provinsi Bali tahun 2022.
“Itu berarti, emisi gas rumah kaca yang disumbangkan oleh wisatawan sebesar 64% dari total emisi Bali,” jelasnya.
Terkait konsumsi listrik, data dari Badan Pusat Statistik Bali mengatakan, 5,5 juta MWh listrik dikonsumsi di Bali tahun 2022. Dari data tersebut, wisatawan di Bali mengonsumsi 72% dari total konsumsi listrik di tahun 2022.
Sementara, Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan ESDM Provinsi Bali Ida Bagus Setiawan menambahkan, target Bali nol emisi karbon di 2045 menjadi tantangan tersendiri. Menurutnya, dibutuhkan kerjasama lintas lembaga di daerah maupun pusat untuk mencapai net zero emission tersebut.
“Ini peran stakeholder atau komunitas seperti KemBali Becik ini menjadi partner pemerintah. Kalau sudah ada kajian, tidak perlu studi tinggal bagaimana kita kolaborasi untuk implementasi,” kata IB Setiawan.
Menurut Ida Bagus Setiawan, alat transportasi berbahan bayar fosil menjadi salah satu penyumbang emisi karbon di Bali. Maka dari itu, Bali menyiapkan strategi untuk membangun ekosistem transportasi publik.
“Transportasi umum harus digenjot. Kita di Bali juga tengah menggencarkan strategi konversi dari transportasi berbahan bakar fosil ke listrik. Ini harus disiapkan dari sekarang untuk membentuk ekosistemnya,” ujarnya. (pp03)