DENPASAR|patrolipost.com – Pemerintah Provinsi Bali bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Bali mengambil langkah-langkah strategis menghadapi inflasi akhir tahun agar bisa terkendali atau tetap terjaga yang kerap dipicu oleh “biang kerok” komoditas pemicu inflasi seperti, bawang merah, bawang putih, cabai rawit, daging ayam, beras , telur, bahkan ikan pindang pun ternyata jadi pemicu inflasi. Hal itu terungkap dalam High Level Meeting (HLM) TPID Provinsi Bali yang di gelar di Kantor KPw BI Bali di Denpasar, Senin (29/10/2019).
Seperti diketahui inflasi Bali pada September 2019 masih berada pada rentang sasaran inflasi nasional 3,5%±1% (yoy). Pencapaian ini tentunya tidak lepas dari peran aktif TPID Provinsi Bali dalam mengendalikan inflasi melalui pemantauan kecukupan stock ketahanan pangan, menjaga stabilitas dan ekspektasi harga, penggalian informasi dengan stakeholders/instansi terkait, serta melalui forum koordinasi TPID diharapkan biang kerok pemicu inflasi bisa terkikis.
Lantas untuk mengikis biang kerok pemicu inflasi serta menghadapi peak season serta Hari Besar Keagamaan di akhir tahun 2019 TPID mengambil langkah-langkah strategis dengan melakukan koordinasi dan sinergisitas dari seluruh pihak terkait guna menjaga kestabilan harga, peningkatan jangkauan sumber produksi pertanian terhadap pusat pemasaran produk dalam berbagai kegiatan jual beli, penyediaan sistem pergudangan dan cold storage untuk menjaga ketersediaan pasokan sepanjang tahun serta menghadapi panen raya dan masa paceklik, kerjasama oerdagangan antar daerah guna menjaga kestabilan harga serta keikutsertaan pelaku usaha dalam menjaga harga dalam tingkat yang wajar.
“Kedepannya kita juga mesti membuat rumusan, kumpulan harga-harga pembelian dari segi pasokan yang dianggap sangat fluktuatif,” ucap Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati yang didampingi Kepala KPw BI Bali, Trisno Nugroho bersama Sekda Provinsi Bali, Dewa Indra disela HLM.
Wakil Gubernur Cok Ace begitu kerap disapa juga menyampaikan banyak informasi dari BMKG, informasi tentang Cuaca dan sebagainya yang belum maksimal dimanfaatkan bagi kepentingan petani.
“Kiranya pemerintah untuk membina para petani bagaimana memanfaatkan informasi-informasi itu supaya lebih maksimal demi keberlangsungan pertanian kita,” sebutnya.
Dari tempat yang sama Kepala KPw BI Bali, Trisno Nugroho menambahkan, posisi stok komoditas di Bali dalam dua bulan mendatang aman, alias tercukupi. Ia tidak berharap dengan ketersediaan komoditas akan memicu terjadinya inflasi.
“Stok kita untuk dua bulan ke depan aman,” tukasnya. (473)