LABUAN BAJO | patrolipost.com – Sejak ditetapkan menjadi Kota Destinasi Wisata Super Prioritas oleh Presiden Jokowi, Labuan Bajo terus berbenah. Pemerintah pusat pun mengucurkan anggaran triliunan rupiah guna meningkatkan sarana dan prasarana pendukung pariwisata Labuan Bajo melalui proyek Pengembangan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN).
Selain peningkatan infrastruktur, pemerintah juga memfokuskan perhatiannya pada penanganan masalah sampah yang sering menjadi perhatian utama wisatawan yang berkunjung ke Labuan Bajo. Penanganan sampah plastik pun menjadi perhatian utama berbagai pihak, tak terkecuali bagi perusahaan air minum Le Minerale yang dalam salah satu kemasan produknya menggunakan botol plastik.
Le Minerale bekerjasama dengan Indonesia Waste Program (IWP) dan Asosiasi Daur Ulang Indonesia (ADUPI) dalam program Gerakan Ekonomi Sirkular di Pulau Komodo.
Perhatian Le Minerale pun mendapatkan respon yang baik dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, Siti Nurbaya dalam sambutan videonya menyatakan pemerintah mendukung penuh partisipasi para penggagas konversi sampah menjadi material yang memiliki manfaat berkelanjutan bagi masyarakat dan lingkungannya.
“Pemerintah akan selalu mendukung semua pihak penyelenggara ekonomi sirkulasi dari sampah ini, terutama sampah plastik, yang sering dituding sebagai material pencemar lingkungan. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mengucapkan terimakasih, khususnya untuk PT Tirta Fresindo Jaya yang tidak hanya berproduksi dengan menggunakan bahan plastik, namun juga berinovasi memperlihatkan rasa tanggung jawabnya dengan beragam inisiatif, khususnya tentang pengelolaan serta pemanfaatan sampah plastic,” ujar Siti Nurbaya.
Ronald Atmadja, Sustainability Director PT Tirta Fresindo Jaya mengatakan, Le Minerale memiliki komitmen tinggi mendukung upaya pemerintah dan ingin berkontribusi sebesar-besarnya mengelola sampah plastik.
“Saat ini kami sedang menyusun road map sustainability plastik. Mulai dari bahan baku sampai sampah akan dikelola dengan baik dan mendukung kelestarian lingkungan. Botol dan galon Le Minerale terbuat dari plastik PET yang dapat didaur ulang dan tidak mencemari lingkungan,” ujarnya.
Menyoroti paradigma masyarakat seringkali kurang tepat, ADUPI menjelaskan Penggunaan Plastik PET seperti yang digunakan pada botol dan galon sekali pakai adalah bahan yang paling ramah lingkungan jika dibandingkan dengan jenis plastik lainnya, karena paling mudah didaur ulang, terutama jenis PET dengan kode 1 seperti yang dipakai botol dan galon sekali pakai.
“Plastik jenis PET seperti yang dipakai botol dan galon Le Minerale paling mahal harganya dan paling bernilai untuk didaur ulang. Hasilnya adalah barang-barang komoditas bernilai ekonomi tinggi seperti polyester, dacron sintetis, geotextile, bantal, baju winter, kancing. Plastik PET dapat didaur ulang hingga 50 kali dan menghemat bahan baku produksi. Tren permintaan ekspornya terus naik. Karena itu kami mengimbau masyarakat melakukan pemilahan sampah dari rumah, bekerja sama dengan bank sampah atau petugas pemilahan sampah, agar plastik tersebut menjadi sumber ekonomi berkelanjutan,” tegas Christine Halim Ketua Umum ADUPI.
“Kerja sama ini akan terus membesar dan bekerja sinergis, bukan hanya mengelola plastik sampah kemasan Le Minerale tapi juga merek-merek lain. Dengan pendekatan ekonomi sirkular, sampah plastik yang semula kita pandang sebagai masalah justru mendatangkan rezeki dan berkah. Karena selain menjaga lingkungan, dapat memberi nilai tambah bagi masyarakat,” imbuh Febri Hutama, Sustainability Manager Le Minerale.
Koordinator IWP Ica Marta Muslin menyampaikan apresiasinya kepada pihak-pihak terkait dalam mendukung Gerakan Ekonomi sirkular di Pulau Komodo.
“Mewakili IWP dan masyarakat Pulau Komodo, saya mengucapkan terima kasih atas dukungan Le Minerale pada Gerakan Ekonomi Sirkular Pulau Komodo. Kami optimis dapat melindungi aset pariwisata kami sekaligus mendapatkan tambahan finansial dari pengelolaan sampah,” tutur Ica.
Nantinya, IWP bertugas melakukan edukasi kepada masyarakat Pulau Komodo, serta mengumpulkan dan memilah sampah plastik. Sedangkan ADUPI berperan dalam pengolahan sampah plastik menjadi produk baru yang bernilai ekonomi tinggi. Diharapkan dengan kerja sama ini permasalahan sampah plastik di Pulau Komodo mendapat solusi terbaik dan masyarakat pun mendapat nilai tambah. Dengan menjaga lingkungan, ekonomi masyarakat dari sektor pariwisata juga terjaga. (334)