BEIRUT – Ledakan besar guncang tanah Beirut, Ibukota Lebanon, pada Selasa (4/8/2020) sore. Insiden tersebut akibatkan lebih dari 70 orang tewas, 4000-an terluka dan mengakibatkan beberapa bangunan hancur.
Dilansir dari laman Reuters, beberapa jam setelah ledakan, api masih berkobar di area pelabuhan. Memancarkan cahaya api di langit malam Kota Beirut diiringi suara helikopter dan sirene ambulan.
Satu sumber keamanan mengatakan para korban dibawa untuk dirawat di luar kota karena rumah sakit-rumah sakit di Beirut penuh dengan korban luka. Sejumlah Ambulans dari luar daerah Beirut dipanggil untuk menolong korban-korban yang berjatuhan.
Ledakan hebat tersebut sempat mengingatkan kembali beberapa kenangan kelam perang saudara di tahun 1975-1990. Sebagian orang kebingungan dan menangis mencari bantuan.
Dalam pertemuan darurat bersama kabinetnya, Rabu (5/8/2020) Presiden Michel Aoun mengatakan keadaan darurat selama dua minggu harus diumumkan. Dia mengatakan bahwa ledakan tersebut diakibatkan adanya 2.750 ton amonium nitrat yang disimpan selama enam tahun tanpa langkah-langkah keamanan.
“Saya berjanji kepada Anda bahwa bencana ini tidak akan berlalu tanpa pertanggungjawaban, mereka yang bertanggung jawab akan membayar harganya,” ujar Perdana Menteri Hassan Diab.
Sementara itu, Kedutaan AS di Beirut memperingatkan warga tentang laporan gas beracun yang dikeluarkan oleh ledakan tersebut. Kedutaan AS mengimbau agar warga tetap tinggal di rumah dan menggunakan masker. (cr01)