BANGLI | patrolipost.com – Dari 827 titik lampu jalan atau penerangan jalan umum (JPU) di Bangli, hanya 400 titik yang nyala, atau lebih dari separo dalam kondisi mati atau rusak. Hal ini dikarenakan faktor usia PJU yang sudah tua. Sementara untuk peremajaan PJU membutuhkan anggaran yang besar.
Kepala Dinas Perhubungan Bangli, I Gede Redika saat dikonfirmasi terkait banyaknya PJU yang mati, tidak menampik kondisi tersebut. Menurutnya tidak berfungsinya PJU secara optimal karena usia PJU yang terpasang sudah tua.
“PJU yang terpasang rata-rata usianya di atas 30 tahun lebih ketika ada kerusakan sangat sulit mencari penggantinya, seperti rumah lampu misalnya,” jelas Gede Redika, Rabu (18/3/2020).
Disinggung rencana untuk peremajaan PJU, kata Gede Redika, memang ada rencana seperti itu, namun demikian tergantung dari anggaran yang disediakan pemerintah. “Rencananya PJU yang sudah usang diganti dengan lampu penerangan jalan LED,” sebut Kadis asal Desa Batur, Kintamani ini.
Dengan dilakukan peremajaan PJU akan dapat mengefisiensi anggaran pembayaran tagihan rekening listrik hingga 30 persen. Dari 400 titik PJU yang menyala, anggaran untuk pembayaran tagihan rekening listrik sebesar Rp 125 juta per bulannya.
“Kalau menggunakan LED terjadi efisiensi anggaran sekitar Rp 4 juta per bulannya,” sebutnya sembari menambahkan, untuk anggaran pembayaran rekening listrik sebesar Rp 1,4 miliar per tahunnya dengan asumsi semua PJU menyala.
Sementara untuk lampu penerangan solar cell yang terpasang masih dalam masa pemeliharaan pihak rekanan. “Tentu yang menjadi perhatian kami ketika masa pemeliharaan telah habis, karena panel surya harus rajin dibersihkan. Untuk membersihkan panel surya dibutuhkan mobil tangga (crane), sementara Dishub sendiri tidak memilki mobil crane. Kalau panel surya tidak rutin dibersihkan berdampak pada cahaya lampu,” sebutnya. (750)