MANGUPURA | patrolipost.com – Penghijauan bukan hanya dilakukan di daratan akan tetapi juga di lautan untuk perlindungan terhadap ring daratan dari abrasi maupun ombak dari lautan. Hal itu disampaikan oleh Sekertaris Perum Bulog Awaludin Iqbal saat penanaman 1.000 pohon mangrove di Tahura Bendung Gerak Tukad Mati, Bali, Jumat (1/12/2023).
Perum Bulog bekerjasama dengan kelompok nelayan Prapat Agung Mengening Pata Sari, Kuta Bali melakukan penanaman 1.000 bibit pohon bakau bertujuan untuk melestarikan hutan mengrove dan mewujudkan program BUMN Hijaukan Indonesia.
“Penanaman 1.000 pohon mangrove di Bali merupakan implementasi atas program BUMN untuk Hijaukan Indonesia” jelas Awaludin Iqbal.
Bali dipilih sebagai lokasi penanaman 1.000 mangrove menurutnya karena didasarkan atas kecintaan BUMN terhadap kelestarian alam dan ekosistemnya.
“Jadi bagaimana kita menjaga ekosistem kita, sebagai bentuk kepedulian BUMN untuk masyarakat di Bali dan sekitarnya dan bagian dari bentuk kecintaan kita menjaga kelestarian alam yang diberikan Tuhan,” imbuhnya.
Sementara itu, Kepala UPTD Tahura Ngurah Rai, Ketut Subandi menambahkan, kondisi Tahura dari ujung Sanur Kauh hingga Tanjung Benoa mengalami perkembangan cukup bagus. Luas kawasan kurang lebih 1.333,5 hektar kata Subandi telah tertutup mangrove sekitar 80%.
“Hutannya sudah hijau royo-royo dan masyarakat sudah mengerti fungsi dan manfaat mangrove, sehingga masyarakat sudah tidak berani lagi menebang atau merusak hutan mangrove,” kata Subandi.
Menurutnya, dengan adanya mangrove kelompok nelayan Prapat Agung Mengening Pata Sari Kuta tidak perlu lagi melaut lebih jauh.
“Mereka tidak jauh lagi melaut, mereka cukup memanfaatkan potensi udang, ikan maupun kepiting yang ada di sini, sudah cukup menghidupi. Jadi tidak perlu lagi ke laut jauh-jauh di sini sudah bisa mendapatkan ekonomi mereka,” jelasnya.
Selain untuk memajukan ekonomi masyarakat nelayan, mangrove mempunyai peranan yang sangat penting dan vital dalam rangka menjaga lingkungan. Mangrove juga sebagai sabuk pengaman bagi bencana seperti tsunami. (pp03)