RUTENG | patrolipost.com – Pemerintah Kabupaten Manggarai mendorong orang muda untuk mempertahankan dan melestarikan warisan budaya tenunan Manggarai melalui Dekranasda. Caranya, dengan menggelar workshop menenun yang dilaksanakan 7-10 Oktober 2021 diikuti 20-an peserta.
“Tenun adalah warisan budaya Manggarai. Sehingga ke depan lebih membimbing atau membina orang muda untuk meneruskan tenunan Manggarai,” kata Ketua Dekranasda Kabupaten Manggarai, Meldy Hagur Nabit saat memberikan sambutan pembukaan Workshop Tenun di NTT yang digelar di Desa Beamese, Kecamatan Cibal, Kamis (7/10/2021).
Penyelenggaraan workshop itu, kata Meldy, merupakan upaya menyiapkan generasi muda dalam merawat dan melestarikan tenunan Manggarai yang telah menjadi warisan para leluhur.
“Anak-anak muda harus disiapkan agar menjadi generasi penerus untuk melestarikan tenunan kita,” terangnya.
Menurutnya, jenis-jenis tenunan yang ada di Kabupaten Manggarai, diantaranya tenunan towe Todo (kemumu), songke Cibal, songke Ruis, dan songke Loce.
Meldy juga menjelaskan arti dari setiap jenis tenunan Manggarai. Misalnya jenis bunga dan warna songke. Hal ini melambangkan kepribadian orang Manggarai yang punya karakter berbeda-beda.
Menurut Meldy, target pasar produk tenunan Manggarai akan sampai pada kancah nasional maupun internasional.
“Dan Manggarai sudah bekerja sama dengan lembaga dari kementerian untuk melakukan kerja sama pemasaran,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Manggarai, Fridus Buntanus menyampaikan terima kasih kepada Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Bali, NTB, NTT yang telah hadir memberikan dukungan dalam mengangkat potensi budaya yang ada di Manggarai.
Di hadapan peserta workshop, Kadis Fridus berpesan agar semua peserta mengikuti kegiatan ini dengan tekun dan teliti demi menjadi penenun yang sejati.
“Kepada weta-weta daku, agar ikuti workshop ini dengan tekun dan teliti. Dengan teliti, kita akan menjadi penenun sejati dan menghasilkan tenunan songke yang berkualitas, sehingga menguasai pasar global,” imbuhnya.
Perwakilan BPNB Bali, NTB, NTT, Gusti Ayu Armini mengungkapkan bahwa ada dua jenis warisan budaya, di antaranya berupa situs adat, sejarah. Kemudian warisan seperti tenunan kain. Baginya, keterlibatan orang muda sebagai pelaku tenun adalah sesuatu yang langka dan jarang ditemukan di daerah lain.
“Terealisasinya program ini merupakan berkat upaya dari berbagai pihak, seperti Dinas Pariwisata dan Dekranasda Kabupaten Manggarai, apalagi yang telah melibatkan orang muda seperti ini,” sebutnya. (pp04)