Lima Makna Perayaan Imlek: Doa dan Berkah di Tahun Baru 2576 Kongzili

imlek3x
Pernak-pernik Imlek di pusat perbelanjaan. (ant)

JAKARTA | patrolipost.com – Menjelang perayaan Imlek tahun ini yang jatuh pada tanggal 29 Januari 2025 (2576 Kongzini), dekorasi warna merah mulai menyala di sejumlah pusat perbelanjaan di kota-kota besar Indonesia. Imlek atau Tahun Baru China 2025 memasuki shio Ular Kayu hadir tiap 60 tahun sekali, merupakan salah satu perayaan terbesar dalam budaya Tionghoa.

Imlek berakar dari tradisi agraris di Tiongkok kuno, di mana pergantian musim menjadi penanda siklus kehidupan yang baru. Mengutip buku Meyakini, Menghargai, Ibn Ghifarie (2018:70), Imlek adalah hari raya keagamaan umat Konghucu atau Tionghoa. Umat Konghucu atau Tionghoa ini merayakan Imlek sebagai rasa syukur atas apa yang sudah didapatkan di tahun sebelumnya dan berharap tahun-tahun selanjutnya akan lebih baik.

Perayaan pergantian tahun, memiliki makna yang sangat penting dalam budaya Tionghoa. Secara umum, Imlek melambangkan kesempurnaan dan keberuntungan. Berikut ini beberapa makna perayaan Imlek yang menarik untuk diketahui:

1. Menyambut Keberuntungan

Imlek merupakan simbol harapan untuk keberuntungan dan kemakmuran. Masyarakat Tionghoa berharap tahun baru membawa kebahagiaan dan kesuksesan. Pemberian angpao melambangkan keberuntungan yang dibagikan kepada orang terdekat.

2. Meningkatkan Hubungan Keluarga

Imlek adalah waktu berkumpul bersama keluarga untuk mempererat ikatan emosional. Makanan khas dan doa bersama menggambarkan kebersamaan. Keluarga saling mendoakan kesehatan dan kesuksesan di tahun baru.

3. Syukur atas Berkah

Imlek adalah saat untuk bersyukur atas berkat yang diterima sepanjang tahun. Masyarakat Tionghoa mengucapkan terima kasih kepada Tuhan dan leluhur. Masyarakat Tionghoa juga berharap mendapatkan berkah lebih banyak di tahun yang baru.

4. Mengusir Kejahatan dan Nasib Buruk

Menyalakan petasan dan kembang api dipercaya mengusir roh jahat dan nasib buruk. Suara kerasnya diharapkan membawa keberuntungan. Warna merah juga melambangkan perlindungan dari kesialan.

5. Refleksi dan Resolusi

Imlek menjadi waktu untuk refleksi dan menetapkan tujuan baru. Masyarakat Tionghoa merencanakan kehidupan lebih baik di tahun baru. Resolusi dibuat untuk mencapai kesehatan, kesuksesan, dan hubungan yang lebih baik.
Perayaan Imlek, atau Tahun Baru Cina, memiliki sejarah panjang yang bermula pada masa Dinasti Shang (1600–1046 SM). Awalnya, perayaan ini merupakan ritual untuk menyambut musim semi dan mengusir roh jahat, dengan harapan mendapatkan hasil panen yang melimpah.

Salah satu legenda yang terkait dengan Imlek adalah kisah monster bernama Nian yang menakut-nakuti penduduk desa. Untuk mengusir Nian, penduduk desa menggunakan petasan dan kembang api, serta mengenakan pakaian merah, yang hingga kini menjadi tradisi dalam perayaan Imlek.

Seiring berjalannya waktu, Imlek berkembang menjadi perayaan yang melibatkan berbagai tradisi, seperti berkumpul bersama keluarga, memberikan angpao, dan menyajikan hidangan khas. Perayaan ini tidak hanya dirayakan di Tiongkok, tetapi juga di berbagai negara dengan komunitas Tionghoa, termasuk Indonesia.

Makna perayaan Imlek mengandung nilai-nilai positif, seperti kedamaian, kebersamaan, dan rasa syukur, yang mendalam dalam setiap aspek perayaan ini. Imlek menjadi momen yang sangat dinantikan oleh masyarakat Tionghoa untuk menyambut awal baru dengan semangat, kebahagiaan, dan harapan. (807)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *