BANGLI | patrolipost.com – Walaupun sejauh ini angka kasus positif Covid-19 di Bangli tertinggi dibandingkan dengan kabupaten/ kota lainnya di Bali, namun untuk penerapan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PKM) seperti apa yang ditempuh kota Denpasar masih harus dikaji dengan matang. Hal tersebut diungkap Ketua Gugus Percepatan Penanganan Covid-19 Bangli, I Made Gianyar, Senin (11/5/2020).
Menurut Made Gianyar yang juga Bupati Bangli ini, PKM hampir sama dengan penerapan social distancing dan physical distancing, namun hanya istilahnya saja yang berbeda.
Lanjut Made Gianyar jika menelisik kasus positif Covid-19 di Bangli lebih dominan penyebarannya dari Pekerja Migran Indonesia (PMI). Untuk itu Made Gianyar mengungkapkan yang dibutuhkan saat ini adalah kesadaran PMI dan keluarga serta masyarakat untuk menaati segala imbauan pemerintah kaitannya dengan pencegahan penyebaran Covid-19.
“Kesadaran masyarakat yang paling dominan untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19,” ungkap bupati asal Desa Bunutin, Kecamatan Kintamani ini.
Lanjut Made Gianyar untuk penerapan PKM sendiri harus melalui kajian yang matang, untuk itu pihaknya akan melakukan rapat dengan Tim Satgas Covid-19.
“Tentu kami akan rapatkan dulu dengan tim, dari hasil rapat tersebut baru dapat ditarik kesimpulan apakah perlu dilaksanakan penerapan PKM,” jelas bupati dua periode ini.
Disamping itu pihaknya juga akan mencari masukan dengan daerah lainnya, sehingga jika dilakukan penerapan PKM bisa termanagement menjadi satu kesatuan.
Sementara terkait banyaknya kasus positif Covid-19, kata Made Gianyar tentu pihaknya akan berbuat maksimal untuk menekan angka kasus positif Covid-19 dan mengapresiasi temuan jumlah tersebut sehingga masyarakat bisa lebih waspada dan berhati- hati.
“Mudah-mudahan di bulan Mei ini menjadi puncak Covid-19 dan setelah itu angka kasus positif bisa menurun dan bahkan setelah itu tidak ada lagi kasus positif Covid-19,” harapnya.
Terpisah Ketua Fraksi Golkar I Nengah Darsana mengapresiasi langkah yang telah dilakukan bupati dalam upaya pencegahan penyebaran Covid-19.
“Kami sangat mengapresiasai apa yang telah dilakukan bapak bupati, beliau tanpa rasa takut terjun langsung ke wilayah zona merah untuk memantau pelaksanaan rapid test,” ujar Nengah Darsana.
Kata Nengah Darsana, melihat kasus positif Covid-19 yang terjadi dominan sumbernya dari PMI dan baru penyebarannya lewat transmisi lokal. ”Hampir 90 persen sumbernya dari PMI yang pulang sebelum 15 Maret,” jelas anggota dewan dua periode ini.
Untuk menekan laju penyebaran Covid-19 perlu kedisiplinan dari masyarakat serta sinerginitas antara Satgas Gotong Royong yang dibentuk desa adat dengan Satgas Coivid-19 bentukan desa dinas.
”Kalau masyarakat sudah disiplin dan menaati segal imbaun pemerintah tidak perlu lagi melakukan PKM dan atau PSBB,” ujar Nengah Darsana. (750)